Renungan Minggu, 24 Juli 2011
Socrates adalah seorang filsuf yang sangat dihormati pada zamannya. Ia mempunyai istri yang bersifat culas. Suatu hari ketika Socrates sedang berbincang dengan beberapa murid, sang istri terus mengomel dan memarahi Socrates. Ia tidak mempedulikannya. Karena tidak dipedulikan, istri Socrates mengambil semangkuk air, lalu menyiramkannya ke wajah Socrates. Para murid terkesima dan tidak dapat berkata apa-apa. Socrates hanya tersenyum, menghapus air di wajahnya, dan kembali berbicara dengan mereka. Akhirnya para murid penasaran dan bertanya, ”Guru, mengapa engkau diam saja diperlakukan seperti itu oleh istrimu?” Jawabnya, ”Yah, begitulah… kalau habis terdengar bunyi guntur, bukankah biasanya akan turun hujan?!”
Di akhir hidupnya, Socrates mencatat sebuah kalimat yang sangat bijaksana, bunyinya, ”Bila kamu memilih seorang istri yang baik, maka engkau akan hidup berbahagia. Tetapi bila engkau memilih istri yang kurang baik, maka engkau akan menjadi seorang filsuf!!!”
Dalam hidup ini kita selalu diperhadapkan dengan berbagai macam pilihan. Pilihan menjadi bagian dari kehidupan yang selalu mengikuti kemanapun kita berada. Sejujurnya, ada pilihan yang mengecewakan hati, bahkan ada pula yang mendatangkan penyesalan mendalam.
Salah memilih ada yang berdampak kecil, tetapi ada pula yang berdampak besar dan sangat mempengaruhi kehidupan masa depan kita. Salah memilih makanan mungkin hanya berdampak kesehatan terganggu, tetapi pernahkah terpikirkan ketika kita salah memilih istri atau suami? Salah memilih orang yang kita percayai? Atau, salah memilih keyakinan iman dalam hidup kita?
Pada akhirnya, kita menyadari bahwa dalam hal memilih, kita membutuhkan hikmat Tuhan. Hikmat Tuhan menuntun hati nurani dan pikiran kita untuk memilih hal yang baik dan benar dalam hidup kita.
Alkitab mengatakan bahwa permulaan hikmat adalah hidup takut akan Tuhan. Apakah hubungan takut kepada Tuhan dengan ketepatan memilih? Takut kepada Tuhan mengandung unsur ketidak berdayaan serta rasa takjub dan hormat akan kemahakuasaanNya. Semakin takut kepada Tuhan, seseorang akan semakin tunduk dan taat serta hormat kepadaNya. Orang yang taat akan perkataanNya dan hormat kepadaNya tidak mungkin akan memilih jalan yang tidak sesuai dengan keinginanNya. Dengan kata lain, seorang yang takut akan Tuhan, ia akan memilih hal yang benar, tidak bertentangan dengan kehendakNya. Selamat memilih.
Tinggalkan Balasan