Renungan Minggu, 22 Agustus 2010
Di sepanjang kehidupan bergerejanya, GKI cukup menonjol dalam ”kebekuan” spiritualitas jemaat. Jemaat-jemaat GKI tampaknya makin gampang terbakar oleh sesuatu yang bersifat ritual emosional dangkal. Sebaliknya, ia makin mudah melupakan praktek kedalaman dan keluhuran firman Tuhan. Padahal, kedalaman dan keluhuran spiritual itu selalu menunggu untuk digali dan dialami dalam hal-hal yang biasa dan sehari-hari, bahkan yang kasat mata, baik individual maupun sosial. Memihak kepada Allah dan memberlakukan apa yang tidak dapat digoncangkan adalah sebuah keharusan panggilan iman.
Di antara pelanggaran Sabat oleh Israel (Yesaya) dan ”pelanggaran” Sabat oleh Yesus, terpapar catatan-catatan keempat perikop bacaan minggu ini. Yesaya berbicara tentang umat yang ”menginjak-injak hukum Sabat” dengan mengurus bisnis sendiri dan mengabaikan orang yang lapar. Pemazmur berbicara tentang pesan dari ”kita untuk kita” agar memuji Tuhan dari dalam jiwa. Pemazmur juga mengungkap keadilan dan hukum bagi yang diperas-ditindas. Perikop Ibrani berbicara tentang kemudahan bagi orang percaya untuk menghampiri Tuhan, dan memilih apa yang tidak dapat tergoncangkan, yaitu spiritualitas kepada Allah. Perikop Lukas dalam cerita pelanggaran Sabat oleh Yesus, berbicara tentang pencerahan dan konsistensi terhadap makna sabat sebagai agenda Allah, dan martabat manusia sebagai ”keturunan” dari Abraham, Bapa orang beriman.
Apa artinya memihak kepada apa yang tidak dapat digoncangkan? Yaitu melaksanakan pesan dan perintah untuk memberi makan orang lapar dengan apa yang kita sendiri inginkan, selain melaksanakan ritual-ritual keagamaan. Pesan dan perintah kepada jiwa kita sendiri untuk memuliakan Allah tanpa bergantung kepada dukungan duniawi. Yesus mendemonstrasikan apa yang tak dapat digoncangkan, yakni mewujudnyatakan kehendak Allah dalam praktek keagamaan.
Leksionari Alkitab
- Yesaya 58:9b-14
- Mazmur 103:1-8
- Ibrani 12:18-29
- Lukas 13:10-17
Nyanyian Jemaat
- KJ 252:1,2,4
- NKB 120:1-3
- KJ 37A:1-3
- NKB 230
- PKJ 146
- KJ 440
Tinggalkan Balasan