Renungan Minggu, 22 Mei 2011
Bagi sebagian orang, kematian adalah sesuatu yang menakutkan. Bagi orang yang sudah mati, apapun harus berhenti, dan ia tidak dapat berkarya lagi. Tetapi, bagi sebagian orang lain, kematian bukanlah hal yang menakutkan. Buktinya, cukup banyak ’bom bunuh diri’ terjadi, di banyak tempat dan dengan berbagai alasan.
Bagi yang takut maupun yang berani mati, sesungguhnya hidup di dunia ini hanya satu kali, dan tidak mungkin diulang lagi. Hidup yang satu kali itu menentukan apa yang akan diterimanya di kehidupan yang akan datang. Oleh sebab itu, betapa pentingnya anak Tuhan memperhatikan bagaimana ia hidup. Kita sering diingatkan bahwa hidup tidak terletak pada panjang atau pendeknya umur seseorang, melainkan pada bagaimana orang tersebut berkarya: Mengisi dan menjalani hidupnya.
Apa yang kita pikirkan, katakan, dan lakukan, itulah yang akan kita dapatkan kelak. Stefanus mati muda karena pengenalan dan keyakinan imannya kepada Tuhan Yesus. Ia berani memberitakan kebenaran firman sekalipun diamuk massa, yang kemudian membunuhnya. Ia tidak takut mati, karena apa yang dia yakini, pikirkan, katakan, dan lakukan, adalah jelas demi kebenaran Kerajaan Sorga. Tuhan Yesus menyediakan tempat baginya, dan ia telah melihatNya berada di sebelah kanan Allah Bapa.
Saudara, ada banyak karya Tuhan yang besar yang telah dikerjakanNya dalam hidup kita. Apakah kita mengucap syukur untuk semua itu? Dan apakah kita juga memberitakan perbuatan-perbuatan Allah dalam hidup kita?
Tinggalkan Balasan