Renungan Minggu, 26 Maret 2017 – Pra Paskah IV
Pada Minggu Prapaskah IV ini, kita akan menekankan karya-karya penyelamatan Tuhan. Tuhan sedang menunjukan diri sebagai Mesias. Tugas kemesiasan-Nya akan digenapi di kayu salib ketika Yesus menyerahkan nyawa sebagai penebusan dosa manusia.
Dalam menjalankan misi-Nya, Yesus mendapat tantangan dari orang-orang Yahudi. Orang-orang Yahudi, termasuk di dalamnya kaum Farisi tampak memusuhi Yesus, dan menyangkali kemesiasan-Nya. Sering kali, permusuhan itu menjadi konflik, pemicu atau casus belli-nya bisa bermacam-macam. Salah satunya adalah peristiwa-peristiwa yang menyangkut karya kasih Yesus yang dilakukan pada hari Sabat.
Konflik karena persoalan itu, antara lain terlihat jelas dalam perikop yang kita bahas pada Minggu Prapaskah IV ini. Dalam perikop ini, orang-orang Yahudi dan kaum Farisi tidak dapat menerima mujizat Yesus mencelikan mata seorang yang buta sejak lahirnya. Mereka tidak mampu melihat penyembuhan sebagai karya penyelamatan Tuhan.
Orang-orang Yahudi dan kaum Farisi menolak kemesiasan Yesus ketika Ia memelekan mata seorang buta sejak lahir, karena Yesus menyembuhkan pada hari Sabat. Yesus dianggap tidak menghormati hari Sabat. Bagi mereka, tidak mungkin orang yang tidak memelihara hari Sabat itu datang dari Allah (Yoh. 9:16). Karena itu, orang-orang Yahudi dan kaum Farisi menganggap Yesus juga tidak datang dari Allah. mereka melihat sendiri sosok Yesus dan karya Allah yang sedang dikerjakan-Nya.
Akan tetapi, mereka buta terhadap jati diri Yesus dan misi Yesus menjalankan rencana penyelamatan dari Allah Bapa bagi dunia. Mereka memiliki mata inderawi yang berfungsi baik, tetapi, mereka buta secara iman. Karena mereka tidak dapat melihat Yesus sebagai Juruselamat dan Terang Dunia, yang diutus Allah Bapa untuk membawa terang bagi dunia. Orang-orang itu buta, walaupun dapat melihat. (Dian Penuntun Edisi 23).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- KJ 18:1-3
- KJ 413:1-3
- KJ 361:1,2,4
- PPK 58:1,3
- KJ 365B
- KJ 424:1-3
Tinggalkan Balasan