Renungan Minggu, 8 September 2013
Pergumulan terberat yang harus dihadapi orang yang percaya kepada Yesus adalah ketika ia harus memilih antara melepaskan miliknya dan mengikut Yesus atau memegang miliknya dan meninggalkan Yesus. Mengapa pergumulan ini disebut pergumulan yang terberat dalam hidup orang Kristen? Jawabnya, karena selama manusia masih hidup di dunia ini, ia selalu ingin memiliki sesuatu yang bisa menjamin atau mengamankan hidupnya. Milik itu bisa berupa harta benda, status dan kedudukan, kepandaian atau relasi kekeluargaan yang kuat yang dapat melingkupi dan melindunginya. Itulah sebabnya, keterikatan pada milik tersebut membuat orang percaya akan berpikir seratus kali, bahkan ribuan kali, untuk melepaskan miliknya demi mengikut Yesus. Meminjam istilah Budhisme, inilah yang disebut “lobha” atau “kemelekatan” manusia terhadap miliknya, yang menyebabkan dirinya kehilangan orientasi hidup dan kebahagiaan yang sejati.
Oleh Karena itu, menarik untuk memperhatikan bagaimana Tuhan Yesus mengajukan pilihan hakiki di atas kepada orang banyak yang mengikutiNya. Bagi Tuhan Yesus, tidak ada logika both – and (baik ini maupun itu) dalam Kerajaan Allah, melainkan hanya either – or (pilih ini atau itu). Itulah sebabnya, lewat pilihan tersebut Ia menantang para pengikut-Nya untuk mempertimbangkan dan memutuskannya secara sadar agar kelak mereka tidak kecewa ketika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka harapkan saat mengikuti diri-Nya. Secara reflektif, inilah tantangan yang sama yang selalu Tuhan Yesus ajukan pada kita ketika kita memilih untuk mengikut-Nya. (Dian Penuntun Edisi 16).
Tinggalkan Balasan