Renungan Minggu, 17 September 2017
Sebuah pepatah mengatakan “sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit”. Pepatah ini disampaikan untuk memberi semangat siapa saja yang sedang berjuang dan berusaha untuk menggapai cita-citanya serta memulainya dari titik awal, yaitu titik nol.
Menumpuk dan mengumpulkan hal-hal positif tentunya menyenangkan dan diharapkan dilakukan oleh banyak orang. Bila hal-hal positif yang kita miliki berguna bagi banyak orang, kita akan dengan rela hati berbagi dan membagikan cerita, kisah, usaha sukses kita kepada banyak orang. Sikap berbagi, melepas kelebihan untuk membantu dan memberikan semangat kepada orang lain, akan memunculkan rasa bahagia.
Bagaimana dengan sebaliknya, menumpuk dan mengumpulkan hal-hal negatif seperti: kesalahan, dosa, hingga hutang harta ataupun hutang maaf? Apa yang membuat manusia susah untuk melepaskan/memberikan maaf baik kepada dirinya dan kepada orang lain?
Sebagaimana hal-hal positif, bila dilepas akan menimbulkan rasa bahagia, apalagi bila melepas maaf, hal-hal negatif di balik peristiwa memaafkan akan terbawa pergi dan hati pun lega serta bahagia.
Bacaan dari Kejadian: 50:15-21, Mazmur 103:1-13, Roma 14:1-12, dan Matius 18:21-35 membantu kita memahami karya kasih Allah bagi umat dan bagaimana respons umat untuk melakukan hal yang sama bagi sesamanya manusia. (Dian Penuntun Edisi 24).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- KJ 18:1-4
- KJ 6:1,3,4
- PKJ 45:1,3,6
- Anugrah Terbesar
- NKB 104
- NKB 200:1-3
Tinggalkan Balasan