Renungan Minggu, 10 Juli 2011
Theologi gereja reformatoris mengakui tiga bentuk firman Tuhan. Yang pertama adalah ”Firman Hidup” yang menunjuk kepada diri Kristus. Kedua ”Firman Tertulis”, yaitu Alkitab. Ketiga ”Firman Yang Diberitakan”, yaitu pemberitaan firman/khotbah. Dalam hal ini Kristus selaku Firman Hidup memiliki otoritas ilahi yang mutlak, kekal, pusat seluruh kebenaran. Kepada-Nya-lah umat percaya menyandarkan hidup, dan memuliakan-Nya. Alkitab adalah firman Tuhan, karena Alkitab menyaksikan Kristus. Melalui kesaksiannya, Alkitab bertujuan membawa umat manusia kepada pengenalan dan iman kepada Kristus. Kesaksian Alkitab tentang Kristus inilah yang diberitakan dalam khotbah. Dengan demikian, ketiga firman Tuhan tersebut saling terjalin dan saling melengkapi sebagai satu-kesatuan. Karena itu, umat percaya dipanggil untuk hidup dalam firman Tuhan, yang berpusat dan bersumber kepada Kristus itu.
Pada sisi lain, juga disadari adanya keterbatasan dan kelemahan manusiawi akibat keberdosaannya. Umat tidak akan dapat melaksanakan firman Tuhan, jikalau mereka mengandalkan kekuatan rohani dan kesalehan sendiri. Umat membutuhkan pertolongan Roh Kudus, agar mereka dapat hidup menurut keinginan Roh, bukan keinginan daging. Melalui karya Roh Kudus, umat dimampukan untuk mewujudkan sikap iman kepada Kristus menjadi suatu tindakan kasih dan kebenaran. Prinsip teologis ini menjadi alasan mengapa dalam hidup sehari-hari kita sering gagal melaksanakan firman Tuhan, walau kita mengetahuinya dengan baik. Penyebab kegagalan tersebut adalah karena kita tidak melaksanakan firman Tuhan dengan pertolongan Roh Kudus. Itu sebabnya, kita dipanggil untuk memiliki hubungan secara personal dengan Kristus. Dengan demikian, pastilah Roh Kudus akan memampukan kita melaksanakan firman Kristus.
Tinggalkan Balasan