Renungan Minggu, 3 April 2022 – Pra Paskah V
Kerap Kali kita menjumpai ada orang-orang yang mengorbankan segala-galanya untuk merawat alam dan menolong sesamanya. Waktu, tenaga, pikiran, perasaan, dan uang rela digunakan bukan untuk kepentingan sendiri melainkan untuk tujuan mulia itu. Sementara, banyak juga orang yang menilai tindakan itu sebagai tindakan pemborosan dan sia-sia.
Setiap orang normalnya bertindak atas dasar dorongan dari dalam; entah itu apa yang dipikirkan atau dirasakannya, itulah yang kita namakan motivasi. Lalu apa yang memotivasi kita untuk terlibat dalam sebuah pelayanan gerejawi? Ya, tentunya perjumpaan dan kasih Kristus menjadi dorongan utama kita melayani, maka segala kekuatan dan potensi talenta akan kita kerahkan untuk itu.
Perjumpaan dan pengenalan pada kasih Kristus akan bisa melepaskan kita dari kemerdekaan terhadap akses-akses bagi pemuasan egosentrisme diri. Perjumpaan dan pengenalan Maria akan kasih Kristus membuatnya melakukan apa yang dilihat Yudas itu sebagai sebuah tindakan pemborosan. Perjumpaan dan pengenalan Paulus terhadap Yesus Kristus, membuatnya melepaskan diri dari egosentrisme, malah secara ekstrem ia mengatakan, apa yang dulunya menjadi kebanggaan kini ia memandangnya sebagai sampah.
Mestinya, perjumpaan dan pengenalan kita terhadap kasih Kristus juga membuahkan perubahan dalam kehidupan kita. Ada rasa syukur dan terima kasih, ada gerak nyata dalam menyatakan kasih itu. Inilah yang harus terus kita upayakan dalam menata hidup pertobatan kita. (Dian Penuntun Edisi 33).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- NKB 34:1,3
- PKJ 40:1-2
- Tak Dapat Kami Pahami Caramu
- Mazmur 126
- KJ 288:1-2
- NKB 200:1-2
Tinggalkan Balasan