Renungan Minggu, 29 Desember 2024
Menjadi disukai oleh banyak orang merupakan keinginan kebanyakan orang masa kini. Kehadiran media sosial telah membuat tidak sedikit orang yang berupaya mengejar keinginan untuk disukai.
Tidak jarang orang melakukan tindakan-tindakan yang konyol bahkan ekstrem untuk mendapatkan perhatian, diikuti, bahkan disukai oleh sesamanya di media sosial. Ada juga yang rela mengorbankan keaslian atau keontentikan diri demi disukai orang lain.
Sekalipun demikian, sebagai pengikut Kristus kita diajak untuk lebih kritis terkait berbagai kondisi tersebut. Menjadi disukai oleh sesama juga harus diiring semangat untuk memahami kehendak Allah sehingga kita berkenan kepada Allah.
Bacaan leksionari kita pada Minggu ini akan mengajak kita merenungkan arti disukai, tetapi secara khusus makna disukai oleh Allah dan sesama.
Minggu pertama sesudah Natal liturgi tahun B diisi dengan pemberitaan mengenai keluarga Yusuf dan Maria bersama anak mereka, Yesus. Dari masa bayi, Yesus diserahkan di Bait Suci pada hari ke-8, kemudian kisah mereka mengungsi ke Mesir dan kembali ke Nazaret, sampai saat Yesus berusia 12 tahun.
Pemberitaan mengenai keluarga Yusuf dan Maria ini mau menunjukkan pada umat bagaimana mereka menjalani kehidupan dan pergumulan yang sama seperti keluarga pada umumnya. Namun, di tengah tidak mudahnya kehidupan sebagai keluarga, mereka dapat terus melangkah bersama dalam pemeliharaan Tuhan dan mengantar anak mereka, Yesus, untuk bertumbuh makin besar dan makin disukai Allah dan sesama.
Bahkan, kali ini memuat kisah saat Yesus berusia 12 tahun saat Ia bertanya jawab dengan ahli-ahli Taurat di Yerusalem dan diakhiri dengan keterangan bahwa sebagai seorang anak, Yesus kemudian bertumbuh makin besar dan makin bertambah hikmat-Nya sehingga makin disukai Allah dan sesama. (Dian Penuntun Edisi 38).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- NKB 63:1-3
- KJ 105:1,2,4
- Raja Damai Lahir
- Mazmur 148
- KJ 125:1-3
- KJ 100
Tinggalkan Balasan