Renungan Minggu, 27 Desember 2015
Orang tua pasti akan menaruh perhatian bagi pertumbuhan anaknya. Mulai dari berat badan, panjang/tinggi badan, kemampuan motoriknya, kemampuan verbalnya dsb. Orang tua biasanya akan dibantu dengan panduan pertumbuhan anak sesuai dengan usianya. Panduan yang dimiliki orang tua itu akan membantu jika di dalam pertumbuhan anak ada hal-hal yang tidak bertumbuh sebagaimana seharusnya untuk kemudian mendapatkan stimulasi sesuai dengan kebutuhan anak tersebut.
Sebagai orang-orang yang sudah menerima anugerah keselamatan Allah, bertumbuh adalah sebuah keniscayaan. Apakah parameter yang digunakan untuk melihat seseorang bertumbuh atau tidak? Yang paling umum dijadikan sebagai parameter pertumbuhan adalah keterlibatan seseorang didalam kegiatan gerejawi dan organisasi gerejawi.
Namun tema dan bacaan hari ini mengajak kita untuk melihat pertumbuhan seorang percaya dengan memperhatikan pembentukan karakter dan kualitas spiritual sebagai ukuran pertumbuhan.
Alkitab mencatat pertumbuhan Yesus dan Samuel dengan kalimat yang cukup mirip. Yesus bertumbuh semakin kuat, juga cerdas dan “makin dikasihi oleh Allah dan manusia”. Sementara Samuel disebutkan bertumbuh semakin besar dan “makin disukai baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia”. Pertumbuhan Yesus dan Samuel tidak hanya secara fisik saja. Karakter yang ada pada diri mereka membuat mereka dikasihi dan disukai Allah dan manusia. Ketaatan mereka dan kasih mereka kepada Allah membuat hidup mereka bertumbuh dengan karekter yang berkenan di hadapan Allah dan manusia.
Seperti apakah kita merespon kasih Allah yang besar dalam hidup kita? Apakah kita juga berupaya menunjukkan kasih kita dengan ketaatan kepada Allah dan karakter “manusia baru” seperti yang disebutkan Paulus ada dalam diri kira? Kaih kita kepada Allah sudahkan membuat kita semakin mengasihi sesama? (Dian Penuntun Edisi 21).
Tinggalkan Balasan