Renungan Minggu, 8 Februari 2015 – Minggu V sesudah Epifani
Pada minggu ini, minggu kelima setelah Epifani, gereja kembali diajak untuk mengenang kemuliaan Allah yang dinyatakan kepada umatNya. Allah yang agung dan mulia itu hadir ditengah kehidupan umatNya, dan menopang kehidupan umat dengan kasih dan kuasaNya. Dengan demikian, kemuliaan Allah sesungguhnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keseharian hidup umatNya. Puji-pujian untuk memuliakan namaNya seharusnya juga terus mengalir dari hati dan mulut orang-orang yang merasakan kasih dan kuasaNya.
Namun, menghadirkan kemuliaan Allah dalam keseharian hidup kita bukanlah hal yang mudah. Kita enggan memuliakan Allah, karena kita menganggap Tuhan belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan/keinginan kita. Dengan demikian kita menganggap kebutuhan, atau keinginan kita lebih penting dari Allah sendiri. Di lain pihak, tidak sedikit umat Tuhan yang sudah menerima kasih dan kuasaNya, namun ‘lupa’ membagikannya kepada orang-orang di sekitarnya. Entah disengaja atau tidak, banyak orang Kristen pada akhirnya justru memonopoli kasih dan kuasa Allah untuk memenuhi kepentingannya sendiri. Akibatnya, kemuliaan Allah pun pudar, tidak lagi terpancar dari kehidupan umatNya.
Bacaan Alkitab pada minggu ini akan menolong kita menghayati kembali kehadiran Allah yang baik dan agung itu dalam kehidupan kita, khususnya mereka yang sedang menghadapi beratnya pergumulan hidup. Bacaan Alkitab kita menegaskan bahwa Allah tidak pernah menelantarkan dan membuang kita dari hadapanNya, melainkan Ia senantiasa hadir dalam hidup dan pergumulan kita. Dengan demikian, umat Tuhan akan menemukan kembali semangat dan antusiasme untuk memuji dan memuliakan Dia.
Tinggalkan Balasan