Renungan Minggu, 10 Januari 2016
Apa yang unik dari Allah yang diperkenalkan oleh Alkitab? Salah satu keunikan itu adalah bahwa Allah yang diperkenalkan itu bukan Allah yang jauh tinggi di sorga dan tidak terhampiri atau menghampiri manusia tetapi Allah yang bersimpati lalu TURUN! Itu dinyatakan dari bagian awal Alkitab sampai akhir di kitab Wahyu. Dari penggambaran secara antropomorfis “Tuhan yang berjalan-jalan dalam Taman pada waktu hari sejuk” mencari manusia itu (Kej 3:8) sampai pada janji Tuhan Yesus “Sesungguhnya Aku datang segera” (Wahyu 22:7a) menyatakan hal itu. Malahan “Allah turun” dipersonifikasikan secara gamblang dalam pribadi Yesus Kristus yang berada dalam ruang dan waktu tertentu dalam sejarah manusia. Allah berinkarnasi menjadi manusia. Untuk apa? Untuk satu hal saja yakni menyatakan KASIH ILAHI secara tuntas dan sempurna.
Kondisi semacam ini oleh penulis surat Ibrani digambarkan sebagai berikut: “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah Imam Besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” (Ibrani 4:15) yang sedikit paradoksal bila dibandingkan dengan Bacaan Injil hari ini dimana Yesus, lewat sebuah upacara baptisan bersama-sama dengan orang berdosa yang bertobat, menyatakan Allah masuk sepenuhnya kedalam kehidupan manusia berdosa justru untuk menyelamatkannya. (Dian Penuntun Edisi 21).
Tinggalkan Balasan