Renungan Minggu, 28 Februari 2010 (Pra Paskah II)
Cinta seharusnya bukan hanya manis di bibir saja, tetapi juga harus dapat dirasakan dan dinikmati dalam keindahan perbuatan. Ada banyak orang tertipu dengan manisnya cinta di bibir. Di sisi lain, ada banyak orang sulit menafsirkan perbuatan cinta karena kekeringan perkataan cinta.
Perkataan dan perbuatan cinta haruslah berjalan beriring. Jika keduanya berjalan dengan harmonis, maka akan melahirkan kepuasan dan kebahagiaan bagi orang-orang yang menerima maupun yang melakukannya.
Alkitab memberikan contoh hidup seorang yang demikian, yaitu Yesus Kristus. Dalam berbagai situasi dan kondisi, pribadi Yesus mencerminkan keimbangan dan keindahan harmonisasi perkataan dan perbuatan cinta sampai pada akhir hidupNya.
Seluruh perbuatan Yesus Kristus merupakan ekspresi sejati dari semua perkataan yang diucapkanNya. Perkataan Tuhan Yesus bukanlah isapan jempol saja, tetapi dinyatakan di dalam perbuatan.
Yesus Kristus bukan hanya teladan dalam penerapan perkataan dan perbuatan cinta. Lebih dari itu, diriNya sendiri merupakan sumber cinta yang terpenting dan terutama.
Jika Anda merindukan kebahagiaan sejati, mintalah terlebih dahulu kepada si pemilik cinta, Yesus Kristus, maka Kristus akan mengisi dan membasuh hidupmu dengan cinta kasih yang murni dari Kalvari.
Ketika sumber cinta itu sudah Anda dapatkan, maka Anda akan memiliki kemampuan mengharmonisasikan perkataan dan perbuatan cintamu.
Rindukah Anda menjadi orang yang berbahagia dan membahagiakan orang lain? Sambutlah Kristus dan teladanilah hidupNya.
Leksionari Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- KJ 64:1-3
- KJ 158:1,2,4
- NKB 123:1-3
- NKB 138:1-2
- KJ 364
- KJ 369A:1-2
gelfrin mengatakan
terkadang orang bilang,
cinta itu tak harus memiliki..
apa itu benar??????????
bukannya harus saling memiliki?
supaya kita dapat merasakan cinta tersebut,
thanks.