Renungan Minggu, 22 Januari 2023
Tidak ada yang kebetulan! Kalimat ini kerap kita dengar ketika seseorang telah melewati pelbagai pergumulan pelik dalam hidupnya. Ya, tentu saja sebagai orang percaya, kita yakin Tuhan berperan dalam setiap detil kehidupan kita. Dialah pemegang kendali. Meski begitu, tetap saja kita harus menjalani setiap tahapan kehidupan itu dengan bertanggung jawab.
Bukan sebuah kebetulan, bukan juga karena terancam Herodes yang telah menangkap Yohanes Pembaptis, yang membuat Yesus menyingkir ke Galilea. Matius mencatatnya sebagai penggenapan nubuat yang dulu disampaikan oleh Nabi Yesaya, “supaya digenapi firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya” (Yesaya 8:23-9:1). Di daerah yang didiami bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, akan melihat terang, dalam karya Yesus.
Bukan kebetulan Yesus menyingkir ke Nazaret, Galilea, dan kemudian diam di pesisir danau Kapernaum, daerah Zebulon dan Naftali. Dalam catatan Matius, daerah ini bukanlah wilayah asing bagi bangsa asing (ethnoi), melainkan laos, yakni di mana umat Israel hidup berdampingan di antara bangsa-bangsa lain. Kita mengingat kekhasan Injil Matius, Yesus diutus kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel (Matius 15:24, 10:6). Namun demikian, dengan menempatkan berita Injil bagi umat Israel dalam wilayah bangsa-bangsa lain, Matius mulai membuka perspektif baru bahwa berita dan pelayanan yang disampaikan Yesus tersebut berlaku bagi semua bangsa.
Kita mengingat pada akhirnya Matius mencatat pesan terakhir Yesus agar mereka pergi sebagai pengikut Kristus kepada segala bangsa (Matius 28:19-20).
Kehadiran Yesus di wilayah Kapernaum adalah untuk menghadirkan terang. Ini adalah langkah awal dalam menghadirkan Terang itu ke seluruh bangsa. Terang itu adalah Kabar Baik tentang datangnya Kerajaan Allah. Terang itu hadir dalam bentuk pemberitaan (kerugma), pengajaran (didakhe), dan penyembuhan (therapeia). Yesus, menghadirkan terang itu tidak abstrak. Konkrit dan untuh! Tidak hanya ngomong saja, gaya hidup, kareakter dan tindakan-Nya menampilkan terang itu.
Kedatangan Yesus mulia mengubah dunia menuju Kerajaan Allah, menjadi dunia seperti yang dimaksudkan Allah. Untuk itu, orang yang telah menangkap Terang akan mengubah hidup mereka, berbalik dari dosanya, dan melakoni kehendak Allah. Pemberitaan Injil dan seruan pertobatan mampu membangkitkan tanggapan radikal. Murid-murid pertama Yesus menurut catatan Matius tidak mencari Yesus, tetapi ditemukan dan dipanggil oleh-Nya ditengah kesibukan mencari nafkah sebagai nelayan. Mereka meninggalkan semuanya dan siap mengumpulkan manusia dalam Kerajaan-Nya yang mulai ditegakkan.
Mestinya, tidak ada kebetulan jika Anda dan saya berada di tengah “orang-orang asing”. Asing mendengar Kerajaan Allah, asing karena tidak punya relasi dengan-Nya, asing dengan sentuhan cinta kasih Yesus. Di sinilah Yesus ingin berkarya melalui kita, menghadirkan terang-Nya yang Ajaib, bukan hanya dengan kata. Melainkan utuh dalam integritas kita.
(Dian Penuntun Edisi 35).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- PKJ 17:1-2
- PKJ 37:1-2
- PKJ 128:1-3
- Mazmur 27:1,4-9
- PKJ 54:1-3
- PKJ 185:1-3
Tinggalkan Balasan