Renungan Minggu, 2 Juli 2017
Dalam Bahasa Inggris, ada sebuah kata yang biasa diterjemahkan dengan keramahtamahan, yaitu hospitality. Dalam kata ‘hospitality’, terkandung unsur kebaikan dalam rangka menyambut tamu atau orang asing. Jadi, keramahtamahan ditujukan tidak hanya kepada orang yang dikenal, namun juga kepada orang yang tidak dikenal.
Dalam Alkitab, ada banyak ayat yang menggambarkan keramahtamahan, yaitu memberi tumpangan kepada orang asing. Pada zaman kuno, memberi tumpangan sangat penting, sebab banyak kota yang tidak memiliki hotel.
Sedangkan pada masa kini, kita mesti berhati-hati dalam menerima orang asing dalam rumah kita, sebab banyak kejadian kejahatan dengan memakai modus berpura-pura menjadi tukang reparasi yang masuk ke rumah untuk memperbaiki barang-barang elektronik, namun ternyata ia adalah pencuri. Sikap hati-hati pada masa kini sangat dibutuhkan, namun jangan sampai mengalahkan keramahtamahan yang semestinya kita lakukan.
Keramahtamahan pada masa kini tidak terbatas memberikan tumpangan; ada banyak hal lain yang dapat dilakukan untuk orang asing, seperti memberikan bantuan kepada korban bencana alam, menyediakan lapangan pekerjaan, atau memberikan pendidikan, agar mereka menjadi mandiri. Tahun gerejawi di minggu ini mengajak kita belajar mengembangkan hidup dalam keramahtamahan di tengah hiruk-pikuknya sikap permusuhan dan individualistis. (Dian Penuntun Edisi 24).
Tinggalkan Balasan