Renungan Minggu, 11 Februari 2018
Peristiwa Transfigurasi Yesus Kristus dalam kalender Roma Katholik diperingati pada tanggal 6 Agustus, demikian pula dalam kalender Episkopal. Namun dalam gereja-gereja Protestan yang menggunakan leksionari, peristiwa Transfigurasi ditempatkan pada minggu terakhir setelah Epifani.
Transfigurasi, kata ini sejak pertama dikenal senantiasa dikaitkan dengan peristiwa alkitab, dari bahasa Inggris transfiguration (Merriam Webster Dictionary) berarti: (1) a change in form or appearance (2) an exalting, glorifying, or spiritual change, yang diterjemahkan bebas menjadi perubahan dalam bentuk atau penampakan berkaitan dengan meninggikan, memuliakan atau perubahan spiritual. Peristiwa transfigurasi menjadi penanda transisi dari pelayanan Yesus dengan mengajar dan melakukan penyembuhan di Galilea, menuju pelayanan pengorbanan di Yerusalem.
Peristiwa transfigurasi Yesus bersama Musa dan Elia juga merupakan proklamasi kemuliaan Kristus dan realitas yang akan Yesus jumpai tak lama kemudian. Antara pelayanan sehari-hari yang Yesus lakukan dengan mengajar dan melakukan banyak mujizat termasuk penyembuhan serta kenyataan bahwa dalam pelayanan, Yesus juga mengurbankan diri-Nya sebagai kurban penebus dosa bagi umat manusia.
Melalui transfigurasi Yesus, Umat dapat meresponnya dengan menyatakan terang Tuhan yang ada dalam hati-Nya melalui kesaksian akan karya Allah di dalam hidupnya. (Dian Penuntun Edisi 25).
Tinggalkan Balasan