Renungan Minggu, 27 Februari 2022
Pada Minggu, 15 Maret 2020 Presiden Joko Widodo melakukan Siaran pers menghimbau seluruh warga bangsa ini dapat bekerja, belajar dan beribadah dari rumah. Ini dilakukan demi mencegah penyebaran virus Corona. Indonesia pertama kali mengkonfirmasi Kasus Covid-19 pada 2 Maret 2020.
Demi merawat kehidupan, maka gereja-gereja secara konkrit mulai memindahkan ibadah tatap muka di gedung gereja menjadi ibadah di rumah dengan media daring. Ini terjadi dalam waktu yang cukup lama, bahkan kita merayakan banyak momen hari raya gerejawi di dalam kondisi seperti ini.
Menariknya, bacaan Injil tahun lalu pada Minggu, 15 Maret 2020 adalah percakapan Yesus dengan perempuan Samaria. Saat itu percakapan mengalir hingga pada keabsahan tempat ibadah. Manakah yang lebih sah, berjumpa dengan Allah di gunung Gerizim ataukah di Yerusalem? Alih-alih terlibat di dalam polemik soal ini, Yesus malah berkata, “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya aalam roh dan kebenaran.” (Yohanes 4:24).
Tidak membutuhkan waktu lama bagi kita. Bersama seluruh umat Kristen di negeri ini, kita seolah-olah diuji untuk menghidupi kebenaran ini. Dapatkah kita menjumpai Allah, meski hanya di rumah, kamar kos, bahkan di ruangan isolasi?
Sudah sejak lama persoalan tempat ibadah menjadi pergumulan orang Yahudi. Kehancuran Bait Allah yang pertama, yang menyisakan penderitaan bagi bangsa Yahudi di pembuangan, membuat mereka merindukan kembali Bait Allah itu dan berhasil membangunnya kembali. Namun kita tahu, Bait Allah kedua ini pun hancur oleh penyerangan pasukan Romawi pada tahun 70 M. Pertanyaan yang mengusik adalah mengapa Tuhan mengijinkan ini terjadi.
Sama halnya pertanyaan kita mengapa Tuhan mengijinkan pandemi terjadi. Di sinilah kita diuji untuk menjumpai Tuhan bukan hanya di ruangan yang terbatas. Atau mungkin lebih tepatnya, Tuhan sesungguhnya menjumpai kita diruang-ruang yang tak terbatas.
Peristiwa transfigurasi Kristus tidaklah dapat membatasi kenyataan bahwa la datang bagi semua orang. Kristus bukan hanya milik murid-murid-Nya semata-mata. Kristus tak membutuhkan kemah yang terbatas, karena sesungguhnya seluruh dunia ini adalah Kemah Allah, di mana la aktif bekerja hingga saat ini. (Dian Penuntun Edisi 33).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- NKB 3:1,3
- KJ 375 (2x)
- KJ 185 (2x)
- Mazmur 99 (C)
- PKJ 271:1,3
- KJ 356:1-2
Tinggalkan Balasan