Umat beriman percaya akan Allah yang berkuasa, adil dan penuh kasih. Dia menguasai dan mengendalikan perjalanan kehidupan setiap umatNya. Seringkali orang berpikir bahwa seharusnya dalam kehidupan ini Allah meniadakan setiap kelaliman, ketidakadilan, dan menghukum setiap orang jahat serta memberkati orang-orang yang hidup benar. Tetapi dalam realita sehari-hari kita tidak melihat orang-orang lalim dan jahat segera dihukum oleh Allah. Bahkan, kehidupan mereka tampak berhasil dan bahagia. Sebaliknya, orang yang hidup benar mengalami berbagai penderitaan dan kegagalan. Kata nabi Habakuk, ”…keadilan muncul terbalik” (Habakuk 1:4).
Kita dapat melihat para wanita dan anak-anak dijual sebagai pemuas nafsu orang-orang lalim; orang-orang saleh dan jujur dipersulit kehidupannya sehingga keluarga mereka menderita; orang-orang licik cepat kaya dan berkuasa; umat yang hidup benar menderita penyakit yang tak tersembuhkan. Semua realita tersebut menimbulkan pertanyaan dan pergumulan teologis bagi orang-orang saleh. Mereka bertanya, ”mengapa Allah tidak segera bertindak menolong mereka dan menghukum setiap orang yang berlaku jahat?”
Pertanyaan tersebut diperlukan agar orang-orang yang hidup benar dapat merefleksi kenyataan dengan sikap kritis dan mendalam. Tetapi, pertanyaan-pertanyaan teologis yang kritis tersebut tidak boleh berhenti sampai di situ saja. Mereka juga harus mengajukan pertanyaan yang maha penting, yaitu: ’apa yang harus aku lakukan sebagai umat beriman?’ Mengapa tidak cukup hanya mempersoalkan kuasa, kasih dan keadilan Allah, tetapi juga perlu mempersoalkan sejauh manakah peran dan tanggungjawab iman mereka kepada Allah yang diwujudkan dengan membentengi diri dan keluarga terhadap kejahatan.
Leksionari Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- Theme Song
- NKB 217:1,2,5
- NKB 19:1,2
- NKB 171:1,2
- NKB 134
- NKB 201:1,2
Tinggalkan Balasan