Renungan Minggu, 27 Desember 2020
Di zaman sekarang ini Natal tidak hanya menjadi momen gerejawi. Natal telah menjelma menjadi momen pemersatu keluarga. Momen berkumpulnya seluruh anggota keluarga yang selalu dirindukan dan dinanti-nantikan dapat terwujud pada saat Natal. Sanak saudara yang dulu merantau ke berbagai tempat kini berusaha meluangkan waktu untuk bersua. Sebagai wadah pertemuan. Natal selalu memberikan warna yang berbeda disetiap tahunnya. Natal tahun lalu, mungkin kita bisa berkumpul dengan anggota keluarga yang lengkap, namun tidak dengan tahun ini. Natal di satu sisi membuka ruang bagi keluarga untuk bersukacita bersama-sama. Di sisi lain, Natal menjadi saksi kepergian satu per satu anggota keluarga.
Di dalam bacaan Alkitab kita pada hari ini, sukacita, keselamatan kerkelindan dengan harumya kesiapan kematian. Sukacita keselamatan yang menghadirkan semangat hidup diungkapkan secara emosional di dalam bacaan pertama dan antar bacaan. Sedangkan, sukacita keselamatan yang memampukan seseorang untuk menyambut kematian ditampilkan melalui tokoh simeon dalam bacaan Injil.
Kehadiran Yesus menjadi jawaban atas segala keresahan sekaligus membagun kembali harapan umat yang selama ini hidup dalam ketakutan di bawah bayang-bayang kebinasaan dan kefanaan.
Melalui peristiwa perjumpaan Simeon dengan kanak-kanak Yesus, kita semua diundang untuk mengekspresikan ketakutan kita terhadap kefanaan dalam perspektif yang baru. Bukan ketakutan yang menimbulkan keputusasaan, melainkan ketakutan yang dipenuhi harapan dan kelegaan. Dalam diri kanak-kanak Yesus ada kehidupan, dalam diri kanak-kanak Yesus ada harapan, dalam diri kanak-kanak Yesus ada kerapuhan sekaligus ketidakberdayaan. (Dian Penuntun Edisi 30).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- KJ 125:1,2,4
- KJ 122:1-2
- PKJ 43:1-4
- Mazmur 148 (Bait 1-3)
- NKB 59:1,3,6
- KJ 129:1-2
Tinggalkan Balasan