Renungan Minggu, 8 Mei 2011
Suatu hari ada seorang anak kecil yang dibantu oleh orang dewasa lain untuk mendapatkan segelas air minum. Ketika menerimanya, dengan manisnya anak itu mengucapkan: ”terima kasih, tante.” Tak lama kemudian ibu dari anak itu memberikan sedikit makanan cemilan kepadanya. Serta merta anak itu mengambilnya dari tangan ibunya dan beranjak pergi. Dengan penuh kasih sayang, sang ibu bertanya kepada anak kecil itu, ”Eh … lupa bilang terima kasih, yah?” Anak kecil yang beranjak pergi itu membalikkan badannya, menghadap kepada ibunya sambil berkata, ”Kamu kan mamaku!” Seolah-olah anak itu ingin mengatakan, ”Mengapa aku harus berterima kasih kepadamu? Bukankah Anda adalah ibuku? Sudah seharusnya bukan, Anda memelihara dan mengurus aku, anakmu?”
Take it for granted, ”memang sudah semestinya engkau melakukan hal itu,” merupakan sebuah kiasan yang membuat seseorang sulit untuk mengucapkan terima kasih kepada orang lain. Banyak orang menganggap sudah seharusnya orang tua memperlakukan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Itu adalah tugas dan tanggung jawab orang tua kepada anaknya. Paradigma ini membuat seorang anak sulit untuk mengucapkan ”terima kasih” setiap kali orang tua menolong atau melakukan sesuatu baginya.
Minggu ini adalah ”Mother’s Day,” hari kasih sayang atau hari bakti bagi para ibu di dunia ini. Ini adalah peluang bagi setiap orang untuk mengekspresikan rasa terima kasih dan penghormatannya kepada ibu yang sudah memelihara dan membimbing hidupnya. Hari ini hanya sekedar suatu representasi dari hati seorang anak yang seharusnya dinyatakan setiap hari kepada orang tuanya secara khusus bagi sang ibu.
Alkitab mengharuskan setiap orang percaya untuk menghormati orang tuanya. Hari ini merupakan satu hari khusus untuk menjadi pelaku firmanNya. Akankah Anda melakukannya?
Tinggalkan Balasan