Renungan Minggu, 16 April 2017 – PASKAH
Pertanyaan tentang ‘keselamatan milik siapa’ tampaknya menjadi bahan perdebatan yang tak habis dibicarakan. Selalu ada kelompok-kelompok yang mengklaim bahwa keselamatan Allah hanya berhak dimiliki oleh mereka, bukan kelompok lain. Bahkan karena pendapatnya ini, mereka mencoba menarik banyak orang masuk dalam kelompoknya dan mengkafirkan kelompok lain. Bahkan, tak jarang karena klaim keselamatan, mereka merasa memiliki hak untuk mematikan eksistensi kelompok yang berbeda.
Perempuan dan Galilea adalah simbol dari orang yang tersisihkan dalam masyarakat Yahudi pada saat itu. Perempuan adalah warga yang lebih rendah ketimbang laki-laki. Galilea adalah tempat yang dianggap keras, kasar, kurang sopan santun, tidak berpendidikan, kurang religius, pemberontak (bdk. Kis 2:7-8 dan Yoh 1:46-ed.).
Namun, dalam penceritaan kebangkitan ini, mereka mendapat tempat yang sangat penting. Para perempuan menjadi pendengar sekaligus pewarta kabar baik yang pertama kali dan Galilea adalah tempat perjumpaan yang ditunjuk baik malaikat maupun Yesus setelah kebangkitan-Nya. Allah tidak diskriminatif. Allah memberikan keselamatan-Nya bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Semua Selamat!
Tidak hanya milik siapa, pertanyaan apa yang diselamatkan juga menjadi perdebatan seru. Ada yang menganggap keselamatan yang Allah berikan adalah keselamatan rohani saja. Ada yang menganggap keselamatan itu nanti setelah kematian. Dalam penghayatan akan kebangkitan yang dialami oleh para perempuan setelah perjumpaan dengan Yesus yang bangkit, dan yang dinubuatkan Yeremia, keselamatan itu bersifat menyeluruh, bukan parsial. Keselamatan yang Allah berikan meliputi jiwa, tubuh, dan roh. Selamat Semua! (Dian Penuntun Edisi 23).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- KJ 188:1,2,4,6
- KJ 187:1,2,4
- PKJ 179:1-2
- S’bab Dia Hidup
- KJ 202
- KJ 194:1-3
Tinggalkan Balasan