Renungan Minggu, 27 Maret 2016 – Paskah
Setiap manusia seharusnya memiliki tujuan hidup agar dapat melihat sebuah masa depan. Sungguh mengerikan ketika manusia tidak lagi memiliki tujuan hidup. Saudara bisa membayangkan bagaimana perasaan seseorang ketika ia tidak lagi memiliki tujuan hidup? Bisa saja muncul kegelisahan yang besar di dalam dirinya. Hidup menjadi hampa karena tidak tahu lagi apa yang harus diperbuat. Tanpa sebuah tujuan, manusia kehilangan arti dan makna kehidupannya.
Menurut sebuah catatan, berdasarkan tujuan hidupnya, manusia dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu: pencari kebahagiaan, pencari ketenangan, dan pencari kepuasan. Orang-orang yang tujuan hidupnya mencari kebahagiaan cenderung memiliki kehidupan yang dinamis. Mereka yang mencari ketenangan memiliki kehidupan yang cendrung statis. Adapun mereka yang mencari kepuasan memiliki kehidupan yang mengalir tanpa rencana. Mereka hanya hidup untuk hari ini. Apa yang terjadi kemarin atau apa yang akan terjadi besok bukan urusan mereka. Dari catatan-catatan ini, muncullah sebuah pertanyaan “Apa yang akan terjadi jika tujuan-tujuan tersebut tidak tercapai atau terwujud? Apakah itu artinya kehidupan ini akan kehilangan tujuan?”.
Kisah kebangkitan pada bacaan hari ini menunjukkan para murid yang memiliki tujuan hidup. Inilah yang jadi dorongan terbesar mereka untuk mengikuti Yesus. Mereka berjalan bersama Yesus dengan keyakinan bahwa Yesus akan memenuhi tujuan hidup mereka. Yesus sepertinya adalah “alat” untuk mencapai tujuan hidup mereka. Namun, peristiwa salib rupanya menjadi sebuah pukulan yang menghancurkan tujuan hidup mereka berkeping-keping. Lalu bagaimanakah akhirnya kehidupan mereka setelah tujuan hancur? Apakah peristiwa kebangkitan memulihkan kembali tujuan hidup mereka atau memberikan tujuan hidup yang baru? Apakah ada perubahan hidup yang dialami ketika mereka berjumpa dengan Kristus yang bangkit? Apa perubahan hidupnya? Inilah yang akan menjadi perenungan kita dalam tema hari ini, “Kebangkitan-Nya Mengubahkanku”. (Dian Penuntun Edisi 21).
Tinggalkan Balasan