Renungan Minggu, 21 April 2019 – Minggu Paskah
Paskah (pesach atau pascha) artinya melewati atau menyeberangi, mengingatkan kita kepada Paskah Yahudi, yaitu peristiwa pembebasan umat Israel dari tanah Mesir oleh tangan TUHAN. Kemudian diberi makna baru yang sejajar, yaitu pembebasan umat TUHAN dari kuasa dosa melalui kesengsaraan, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Paskah adalah hari kebangkitan Yesus Kristus.
Ketika Allah menciptakan dunia dan segala isinya, sesungguhnya Allah sedang menghadirkan kehidupan di luar diri-Nya kepada ciptaan-Nya (Kej 1:3; 2:7). Tetapi, ketika dosa mulai mempengaruhi dan menguasai ciptaan-Nya, khususnya manusia, maka kehidupan mulai meniada dari ciptaan-Nya. Sekarang, ciptaan-Nya, khususnya manusia bukan hanya sedang berproses ke arah kematian, melainkan juga telah mati.
Melalui penderitaan salib, kematian, dan kebangkitan Yesus, sebenarnya Allah yang hidup sedang menantang kekerasan, kejahatan, ketidakadilan, dan kematian. Ia memperjuangkan kehidupan yang dapat mencegah kekerasan, kejahatan, ketidakadilan, pembunuhan, dan kematian. Kekerasan, kejahatan, ketidakadilan bukan citra hidup manusia (sebagai gambar Allah – Kej 1:27) dan kematian bukanlah akhir dari perjalanan manusia.
Masih ada pengharapan yang memungkinkan tercapai dan terwujudnya kehidupan yang menuju kepada kebebasan kemanusiaan manusia di dunia sekarang ini maupun masa depan. Dan barang siapa mempercayai Allah yang hidup dan menghadirkan kehidupan tidak akan melihat dunia sebagaimana realitas yang ada sekarang ini, melainkan berdasarkan potensi baik (Kej 1:31.a maka Allah melihat segala yang dijadikanNya itu, sungguh amat baik) yang ada dan dimiliki dunia untuk mewujudkan realitas hidup yang memberi kehidupan. (Dian Penuntun Edisi 27).
Tinggalkan Balasan