Renungan Minggu, 3 April 2016 – Paskah 2
Minggu lalu kita memperingati dua hari yang sangat bersejarah, yang pertama adalah Hari Jumat Agung, dimana kita mengenang kesengsaraan dan kematian Tuhan di kayu salib. Peristiwa kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib merupakan perwujudan kasih Allah yang paling Agung yang dinyatakan kepada manusia yang berdosa sehingga hari itu kita sebut sebagai Jum’at Agung. Yang kedua adalah Hari Paskah, merupakan hari yang penuh dengan sukacita, hari kemenangan, hari yang paling terpenting dalam sejarah penebusan manusia. Hari yang diklaim sebagai titik awal kekristenan, disaat itulah terjadi proklamasi kemenangan Kristus dari kuasa dosa, maut dan iblis. Sehingga Paulus mengatakan dalam I Korintus 15:55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?”
Kondisi para murid sebelum paskah terjadi, dalam keadaan sedih, putus asa, takut. Perasaan yang dominan dari semuanya itu adalah perasaan takut yang luar biasa. Mereka tahu kebencian orang-orang Yahudi terhadap Yesus sehingga Yesus harus disalibkan, dan mereka merasa takut bahwa hal itu juga akan segera menimpa mereka. Mereka takut ditangkap, diadili, disiksa, dan dibunuh sebagai pengikut Yesus yang dianggap ‘sesat’ dan telah menghujat nama Allah. Ketakutan mereka makin memuncak, sengaja Yohanes menulis ‘ketika hari sudah malam” inilah krisis terbesar juga dialami oleh murid-murid Yesus. Berarti peristiwa Yesus bangkit sudah berjalan seharian, dari mulai pagi-pagi benar tatkala hari masih gelap sampai ‘hari sudah malam’ membuat muridnya semakin takut. Penulis Injil Yohanes menceritakan “Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi … ” (Yohanes 20:19).
Perasaan-perasaan seperti itu membuat para murid kehilangan damai sejahtera Allah. Oleh sebab itu tatkala Tuhan bangkit dari kematian kalimat yang pertama-tama diucapkan Yesus kepada para murid-Nya adalah “Damai Sejahtera bagi kamu”. Karena Tuhanlah sumber damai sejahtera yang sesungguhnya. Kebangkitkan Yesus juga memberikan kita perasaan damai sejahtera di tengah kemelut hidup yang kita jalani, asal kita percaya dan berserah penuh kepada-Nya. Kiranya Tuhan menolong kita (hs/hs).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- KJ 226:1,4,5
- PPK 66:1-3
- PKJ 250:1-3
- NKB 203:1,3
- PKJ 147
- PKJ 178:1-2
Tinggalkan Balasan