Renungan Minggu, 4 April 2010 (Paskah)
Suatu pertanyaan klasik yang sering kita dengar: Mungkinkah ada kekristenan seandainya Kristus tidak bangkit dari antara orang mati? Jika Kristus tidak bangkit maka kekeristenan bisa ada, bisa tidak. Jika ada, itu pasti berbeda dengan apa yang ada di dalam Alkitab.
Kebangkitan Kristus merupakan tonggak kekristenan itu sendiri. Paulus menganggap kebangkitan merupakan dasar iman. Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah iman kita. Kebangkitan adalah suatu yang sangat penting bagi sejarah kekristenan.
Di samping itu, penampakan diri Kristus yang telah bangkit juga merupakan hal yang sangat penting. Andaikan kebangkitan Kristus cuma merupakan suatu berita atau ‘cerita’ atau ‘kata Yesus sebelum kematianNya’, atau ‘kata malaikat di kubur’ atau ‘kata orang’, namun tidak seorangpun dari murid-murid Yesus pernah memiliki pengalaman perjumpaan dengan Kristus yang telah bangkit, maka kebangkitan Kristus tidak akan membawa pengaruh perubahan apa-apa bagi para pengikutnya. Justru melalui ‘penampakan diri’ secara berulang kali kepada para muridlah, mereka menjadi dipulihkan, diteguhkan dan baru sesudah itu mereka diutus ke dalam dunia untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah.
Kebangkitan Kristus memiliki ‘dampak’ ke dalam, namun juga memiliki ‘dampak bagi dunia’. Injil kebangkitan tidak hanya ditujukan kepada orang-orang Yahudi dan juga non-Yahudi. Kebangkitan Kristus meruntuhkan tembok pemisah. Sudahkah Saudara dan saya mengalami kuasa kebangkitan-Nya? Kiranya Tuhan menolong kita.
Leksionari Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- NKB 38:1-4
- NKB 87:1,3
- NKB 34,1,3
- KJ 194:1,3
- KJ 395:1-3
- KJ 181:1,3,4
amos mengatakan
kebangkitan yesus, kemenangan iman bagi orang kristen