Renungan Minggu, 2 Februari 2020
Kebahagiaan merupakan hal penting yang dicari dan diharapkan seseorang di dalam hidupnya. Semua orang ingin mengalami dan merasakan kebahagiaan. Hanya saja, masih banyak orang yang memahami bahwa kebahagiaan bisa didapat dengan memenuhi keinginan diri atau materi atau harta benda. Padahal, bukankah kebahagiaan tidak terbatas pada materi semata?
Belakangan, muncul ungkapan “Jangan lupa bahagia”. Ungkapan tersebut seolah mengingatkan setiap orang untuk dapat menemukan kebahagiaan dalam segala hal. Ungkapan tersebut juga berarti bahwa sumber kebahagiaan tidak lagi didasarkan pada materi tetapi pada sebuah keadaan. Keadaan yang bagaimana? Keadaan yang baik, tenang, senang, makmur, dan sejahtera,
Lalu, bagaimana jika semua itu tidak kita alami? Apakah kemudian kita tidak akan bisa merasakan kebahagiaan? Apakah ketika kita memiliki masalah atau persoalan kita tidak bisa merasakan bahagia? Apakah saat dalam pergumulan berat dan menderita kita tidak akan bahagia? Atau apakah ketika kita serba kekurangan dan menjadi lemah kita tidak akan merasakan kebahagiaan? Bukankah selama manusia hidup di dunia semua orang pasti akan mengalami berbagai masalah dan pergumulan? Bagaimana kita bisa mendapatkan kebahagiaan yang kita harapkan?
Sejatinya, kebahagiaan bersumber dari Tuhan yang dianugerahkan kepada setiap umat yang dapat teguh dalam iman dan hidup benar dihadapan-Nya. Kepada merekalah berkat kebahagiaan itu diberikan. Seperti ungkapan yang juga populer belakangan ini “bahagia itu sederhana…” Ungkapan ini berarti bahwa siapapun bisa merasakan bahagia, tanpa memandang status sosial atau keadaan ekonomi. Karena kebahagiaan adalah sebuah anugerah yang Tuhan berikan, bukan saja menyangkut kehidupan kini dan di sini tetapi juga kehidupan kekal di dalam Allah dan Kerajaan-Nya.
Penghayatan inilah yang kiranya dapat dimiliki umat di minggu ini. Dengan demikian umat dapat merasakan kebahagiaan hidup dalam Kerajaan Allah ditengah berbagai keadaan yang dialaminya. (Dian Penuntun Edisi 29).
Tinggalkan Balasan