Renungan Minggu, 24 Oktober 2010
Kalimat, ”Kasihanilah daku orang berdosa ini,” menunjukkan posisi orang yang mengucapkannya dalam keadaan menyadari diri sebagaimana adanya dan merendahkan diri.
Seorang yang menyadari keberadaan dirinya adalah seseorang yang berhati besar. Ia tidak menutup-nutupi kelemahan dan kesalahan dirinya. Ia tidak membela dirinya, tetapi mengakui segala kekurangan, segala kesalahan yang dilakukannya, bahkan mengakui bahwa dirinya sebagai orang yang berdosa. Dengan kata lain, orang yang mengatakan, ”Kasihanilah daku orang yang berdosa ini” adalah seorang yang memiliki hidup yang transparan, tidak munafik dan menutup-nutupi kesalahan.
Merendahkan diri dan rendah diri merupakan dua sikap hati yang berbeda. Seorang yang merendahkan diri adalah seorang yang tahu siapa dirinya dan menyadari siapa yang dihadapinya. Sedangkan orang yang rendah diri adalah seorang yang belum mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga ia tidak mampu membawa diri dengan tepat dan benar. Dengan kata lain, orang yang mengatakan, ”Kasihanilah daku orang berdosa ini” adalah seorang yang memiliki kerendahan hati sehingga memampukan dia untuk merendahkan dirinya bahkan tersungkur di hadapan Tuhan.
Sikap hati yang transparan dan rendah hati melahirkan suatu pengakuan dalam sebuah kalimat, ”Kasihanilah daku orang berdosa ini”. Ketika kita memohon pengampunan dari Tuhan Yesus, adakah sikap hati seperti ini? Ingatlah bahwa Tuhan melihat hatimu, bukan hanya perkataan.
Tinggalkan Balasan