Renungan Minggu, 21 Februari 2021
Kita seringkali menghubungkan relasi Allah dan umat dengan reward and punishment. Allah dapat memberikan berkat dan anugerah yang berlimpah dalam hidup umat-Nya, tetapi sekaligus juga dapat memberikan sangsi atau hukuman. Tindakan Allah ini tidak lepas dari sikap dan tingkah laku umat dalam hidupnya. Jika dalam keseharian, umat hidup benar sesuai dengan kehendak dan ketetapan Allah maka Allah akan menyatakan kasih-Nya dengan memberikan banyak berkat atau kelimpahan kepada umat-Nya.
Tetapi jika yang terjadi sebaliknya, umat tidak hidup dalam jalan Tuhan dan mengabaikan ketetapan Allah, maka Ia akan marah dan memberikan sangsi, hukuman atau punishment kepada umat-Nya. Pemahaman ini menempatkan relasi Allah dan umat dalam relasi sebab-akibat dimana tindakan umat sangat menentukan apakah Allah akan memberi berkat atau hukuman. Pertanyaan yang patut direnungkan adalah di mana letak kasih setia Allah dalam pemahaman ini? Dimana gambar Allah yang murah hati, yang mendasarkan tindakan-Nya pada kasih setia-Nya?
Bacaan Leksionari pada minggu ini, memperlihatkan kepada kita tentang kasih Setia yang Allah nyatakan kepada manusia dan ciptaan-Nya, dalam rangka menjaga dan merawat kehidupan dan keselarasan dalam hidup bersama. Melalui sifat dan cakupan Perjanjian yang Allah adakan itu. Allah hendak menyatakan bahwa Dia bersedia mengikatkan dirinya dan menyatakan kebaikan dan kasih-Nya kepada ciptaan-Nya (Kejadian 9:8-17). Dalam Markus 1:9-15 kasih setia Allah kepada ciptaan-Nya dinyatakan di dalam Yesus Kristus, merancangkan karya keselamatan di dalam Yesus Kristus.
(Dian Penuntun Edisi 31).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- KJ 159:1,2,5,6
- PKJ 48
- KJ 58:1,3,4
- Mazmur 25:1-10
- KJ 287b:1-3
- Kami Bangkit dari Abu
Tinggalkan Balasan