Renungan Minggu, 28 Juni 2015
Ada banyak alasan mengapa seseorang tidak mau terlibat membantu kehidupan orang lain yang mengalami kesusahan. Ada banyak pula alasan mengapa seseorang menunda mengulurkan tangan bagi orang lain. Tetapi, di tengah-tengah banyaknya alasan tersebut, hanya ada satu alasan mengapa seseorang berani memberi kepada orang lain, sekalipun itu melampaui keadaannya sendiri; Hanya ada satu alasan yang dapat membuat seseorang menjadi murah hati, rela, dan bersukacita dalam berbagi, yaitu: KASIH.
Kasih, di dalam pembacaan kita hari ini, tidak hanya berbicara tentang membagi sesuatu bagi kehidupan orang lain; Tidak semata berbicara tentang bagaimana menolong orang lain lepas dari kesusahan. Kasih yang kita akan lihat pada tema hari ini menampilkan bentuk atau wujud yang lain. Kasih, yang hendak disampaikan dalam tindakan, ternyata bersifat MENARIK orang lain, baik yang berkelebihan atau pun berkekurangan, masuk ke dalam sebuah kesatuan persekutuan kasih anugerah Allah. Dengan demikian, makna pelayanan kasih tidaklah sesederhana persoalan mengenai tercukupinya kebutuhan hidup seseorang, tetapi ini adalah sebuah momentum yang dihadirkan Allah untuk mempersatukan setiap orang dalam keberbedaannya, sekalipun dalam sebuah persekutuan cinta kasih Allah. Pelayanan kasih menjadi sangat penting, tidak semata untuk membantu hidup orang lain, tetapi juga menjadi pengikat jurang perbedaan antar golongan. Tembok pemisah menjadi punah karena perasaan sepenanggungan dalam Kristus yang erat dan kental. Dengan demikian, pelayanan kasih tersebut menjadi sangat penting bagi perkembangan era baru kehidupan umat ke depannya. (Dian Penuntun Edisi 20).
Tinggalkan Balasan