Renungan Minggu, 13 Agustus 2023
Mendekati 17 Agustus, kita dapat mengajak umat untuk lebih melihat koneksi yang erat antara Negara dan Gereja. Tidak berlebihan jika bulan Agustus ini dapat lebih bersuasana kebangsaan. Sesungguhnya, banyak teks dalam Alkitab yang secara gamblang menolong kita menghayati dan memaknai kehidupan di tengah Nusantara yang kita cintai ini.
Setidaknya, dalam beberapa rangkaian kotbah berikut, kita akan diajak untuk memikirkan pendekatan yang mengena bagi umat. Pendekatan umum yang dipakai adalah pemahaman tentang kewajiban sebagai warga Negara, hal ini tidak cukup kuat sebagai landasan bangun iman Kristen Nusantara.
Bacaan-bacaan yang ada ternyata cukup memadai untuk menguatkan pemikiran ini. Di antaranya, dalam Matius 14, situasi sosial, politik, budaya, dan ekonomi seputar Galilea kental menyimpan kemerdekaan masyarakatnya baik secara positif maupun cenderung banyak negatif tentang kekuasaan Roma dan Hereodes, 1 Raja-raja 19:9-18 memberikan gambaran proses pemurnian bangsa Israel, Mazmur 85:9-14 melantukan negri yang ideal karena kolaborasi Tuhan dan umat-Nya, dan Roma 10:5-15 memproklamirkan Tuhan Allah bagi semua orang yang melintasi perbedaan.
Memusatkan perhatian pada peristiwa di mana murid-murid Yesus di dalam perahu dan diterjang badai, lalu Yesus datang dalam situasi badai tetap berlangsung lalu menawarkan tantangan bagi Petrus untuk berjalan juga di tengah badai. Setelah Tuhan Yesus dan Petrus naik ke perahu, barulah badai sebagai fenomena alam itu reda. Bersama dengan 3 bacaan yang ada, maka muncul beberapa kata kunci yang antara lain berjalan (=jejak), percaya, perjanjian, damai, keadilan, diselamatkan, dan Tuhan dari semua orang. Serangkaian kata-kata ini menarik perhatian kita untuk sedikit mengulik.
(Dian Penuntun Edisi 36).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- PKJ 4:1-2
- PKJ 39:1-3
- PKJ 277:1,3
- Mazmur 85:9-14
- PKJ 153:1,3
- PKJ 185:1-3
Tinggalkan Balasan