Renungan Minggu, 13 Juni 2010
Ada ungkapan yang mengatakan, “Serapih apapun membungkus bangkai, baunya akan tercium juga”. Ungkapan itu mengandung kebenaran. Buronan yang terkenal licin dalam menyamar dan menyembunyikan diri pun, lama-kelamaan jejaknya terendus oleh pihak yang berwenang.
Polisi memiliki daftar pencarian orang. Melalui TV kita sering menyaksikan tayangan langsung para petugas yang menggerebek tempat persembunyian buronan. Jika penjahat yang sudah terkepung menyerah, ia ditangkap dan dihukum beberapa tahun. Tetapi, dalam perburuan buronan seperti itu, sebagian penjahat mencoba kabur. Alhasil, banyak dari antara mereka yang mati sia-sia diterjang peluru.
Menyembunyikan kejahatan atau keburukan merupakan sifat dasar manusia. Bukan hanya para penjahat yang menyembunyikan diri dan membuat DPO polisi makin panjang. Mereka yang tak melakukan tindak pidana kriminal pun cenderung menyembunyikan diri, saat kepergok melakukan kesalahan moral. Para psikolog menyebutnya dengan memakai “persona” atau topeng. Alasannya sederhana saja, yaitu sebagai mekanisme pertahanan diri untuk menutupi rasa malu sekaligus menjaga citra diri.
Fenomena itu tak hanya terjadi di lingkup masyarakat tetapi juga dalam kehidupan orang percaya. Ada orang Kristen yang undur dari persekutuan karena telah berdosa dan merasa tidak layak. Tetapi ada juga orang Kristen yang terus-menerus menutupi dosa-dosanya dan tidak mengakuinya secara jujur kepada Tuhan. Biarlah kita belajar untuk jujur di hadapan Tuhan dan jangan menyimpan dosa kita.
harun dethan, MA. mengatakan
Dosa akan membunuh Anda, ia akan menegaskan pada diri manusia bahwa nikmatilah dosa tanpa mengingatkan upahnya “maut”. Terimakasih, judulnya hendak membawa setiap orang untuk mengakui dosanya dihadapan Allah dan meninggalkan kebiasaan dosa, jangan simpan dosamu. Hai para manusia… jangan simpan dosamu.