Renungan Minggu, 27 Juni 2021
Banyak hal yang dirasa tidak mudah untuk dijalani ketika seseorang harus memasuki fase yang baru dalam kehidupannya. Ketika harus menjadi orang tua, ketika baru mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), ketika baru keluar dari penjara, ketika anggota keluarga sakit dan mengeluarkan banyak biaya, ketika orang terkasih telah kembali ke rumah Bapa, dan sebagainya. Situasi-situasi seperti ini menjadi tak mudah, karena kita harus beradaptasi dengan situasi yang berbeda. Orang baru mengalami PHK misalnya, mencari pekerjaan baru tentu butuh waktu, padahal kehidupan terus berjalan dan biaya hidup tetap harus dipenuhi.
Demikian juga dengan kisah nyata berikut, ketika seorang hamba Tuhan yang sedang melayani di penjara dan mendengarkan pengalaman kehidupan doa para narapidana. Ada satu pengalaman doa yang begitu membekas di hatinya, ketika sang napi merasa sangat tak pantas di hadapan Tuhan karena kejahatan yang telah ia lakukan. Perasaan itu sangat kuat dalam dirinya, sehingga dalam doanya ia selalu meminta supaya Tuhan jangan melewatinya.
Ia takut jika Tuhan tak lagi menghampirinya. Mendengar kesaksian itu, hamba Tuhan ini merasa sangat tersentuh dan terberkati. Seusai melakukan pelayanan, ia pun menulis apa yang ia dengar dalam baris lagu. Dialah Fanny Crosby, yang menulis lagu “Pass Me Not O Gentle Savior” setelah ia melayani di penjara, oleh Yamuger diterjemahkan “Mampirlah dengar doaku”. Perasaan tak layak dan butuh kasih karunia itulah yang membuat hidup kita lebih bermakna dan berdampak luas. (Dian Penuntun Edisi 32).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- NKB 1:1-2
- MAZMUR 30 (B)
- NKB 14:1,3
- NKB 166:1-3
- NKB 181:1,4
- KJ 340:1-2
Tinggalkan Balasan