Renungan Minggu, 26 Juni 2011
Secara umum, setiap orang tentu menginginkan kebenaran dinyatakan. Tetapi, ketika sebuah kebenaran diungkapkan tidak jarang ada orang yang disakiti, disudutkan dan dikhianati. Memang, ada berbagai motif di balik pengungkapan suatu kebenaran. Salah satunya adalah motif dilakukannya reformasi moral, perubahan dan perbaikan.
Kecenderungan untuk hidup mengikuti keinginan sendiri dan memuaskannya terasa semakin kuat di jaman ini. Arus jaman ini terasa semakin mempengaruhi banyak orang, tetapi bukan ke arah yang semakin baik. Arus ini juga menyeret orang-orang yang beragama Kristen larut ke dalamnya. Kesadaran diri sebagai pribadi tebusan Kristus yang beroleh anugerah hidup selamat, dan yang diharapkan hidup untuk memuliakan-Nya dengan meninggalkan dosa, kurang terhayati dengan sungguh. Akhirnya, pribadi yang seperti ini tidak bisa membedakan antara dirinya dari orang lain yang bukan pribadi tebusan Allah. Hal itu ditandai dengan hidup yang hanya mengikuti keinginan hati, untuk memuaskannya, sementara Kristus tidak dianggap sebagai tuan yang berkuasa atas hidupnya; Suara dan kehendak-Nya, serta apa yang telah dilakukan-Nya, tidak dijadikan dasar kehidupan yang sesungguhnya.
”Jangan hanya mau enaknya sendiri”, mari kembali kepada kesadaran diri: Siapa kita bagi Kristus dan siapa Kristus bagi kita, seperti apa yang semestinya kita lakukan, adalah kerinduan yang ingin digapai dari tema di atas.
Tinggalkan Balasan