Renungan Minggu, 2 Mei 2010
Setiap orang memiliki identitasnya masing-masing, demikian juga setiap bangsa memiliki identitas nasional/kebangsaan. Namun tatkala bangsa itu tidak hidup sebagaimana semestinya, pasti akan dipertanyakan oleh banyak orang. Demikian juga kehidupan kita sebagai orang Kristen jika hidup kita tidak lagi sesuai dengan identitas kekristenan, maka orang akan mempertanyakan kekristenan kita.
Bagi orang Yahudi, nilai kebangsaan dan keagamaan merupakan satu bagian yang integral. Artinya, jika dia seorang Yahudi, pasti dia beragama Yahudi. Jadi, kebangsaan dan keagamaan bagi orang Yahudi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kebangsaan dan keagamaan ibarat sekeping mata uang yang mempunyai dua sisi.
Para murid Yesus atau jemaat yang mula-mula setelah kebangkitan Kristus mengalami pergumulan identitas diri. Mengapa? Sebab mereka adalah orang Yahudi yang memiliki identitas Yahudi.
Mereka memiliki identitas yang baru, yakni sikap yang inklusif, terbuka terhadap bangsa-bangsa lain, mereka mampu memiliki hidup yang saling mengasihi, sesuai dengan perintah Tuhan Yesus (Yohanes 13:34-35). Bahkan itulah yang menjadi ciri kehidupan jemaat yang mula-mula, sehingga orang lain mengenal mereka sebagai murid-murid Kristus.
Kiranya Tuhan menolong kita agar identitas diri kita yang baru ini menjadi nyata dalam kehidupan bergereja kita.
Tinggalkan Balasan