Renungan Minggu, 20 Juni 2021
Perasaan takut bisa mucul kapan saja, pemicunya adalah kesadaran kita bahwa kita tidak dapat mengendalikan keadaan tersebut. Rasa takut bisa muncul karena kita sudah atau sedang mengalaminya. Misalnya, ketika tiba-tiba mendapatkan vonis dokter bahwa kita sedang mengidap penyakit tertentu, otomatis itu membuat kita merasakan takut yang diikuti oleh perasaan lainnya yaitu cemas dan sedih.
Takut mati bisa muncul dalam benak kita, meski selama ini kita selalu yakin akan penyertaan Tuhan. Selain itu, takut bisa dirasakan meski kita belum mengalami peristiwa yang sesungguhnya, misalnya takut bangkrut, takut jatuh, takut dikecewakan, takut kena musibah.
Mengalami rasa takut bukan berarti diri kita tak normal, takut itu sesuatu yang manusiawi, semua manusia pasti mengalaminya. Pembedanya adalah bagaimana respons kita akan ketakutan itu, karena respons itulah yang menentukan apakah kita mampu menghadapi dan melewatinya atau tidak.
Dalam bacaan leksionari minggu ini, kita akan melihat bagaimana perasaan takut itu muncul karena peristiwa yang sedang terjadi, dan bagaimana kita bisa menyikapinya dengan kaca mata iman. Agar ketika rasa takut itu hadir, karena kita tak mampu mengendalikan situasi dengan kekuatan kita sendiri, kita tetap bisa mengerti apa yang harus kita lakukan dan kita tetap bisa mengingat bahwa meskipun di luar kendali kita, peristiwa itu tetap berada dalam kendali Tuhan. (Dian Penuntun Edisi 32).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- PKJ 14 (2x)
- Mazmur 107:1-3; 23-32;(P)
- NKB 203 (1-2)
- NKB 115:1-2
- PKJ 150:1-2
- NKB 167:1-3</li>
Tinggalkan Balasan