Renungan Minggu, 12 Januari 2020
Hari Minggu ini adalah hari minggu yang memperingati baptisan Yesus. Pada kesempatan inilah umat diajak kembali untuk menggali dan menghayati makna baptisan Yesus tersebut. Yesus dibaptiskan, bukan karena Ia berdosa, melainkan karena adanya kehendak Allah yang hendak ditegaskan, dilaksanakan.
Kehendak Allah itu telah dinyatakan dalam sejarah panjang umat manusia, bagaimana Allah memiliki sebuah rencana karya keselamatan. Rencana itu adalah rencana keselamatan bagi manusia yang berada dalam dosa. Umatlah yang berdosa, umatlah yang perlu mengaku dosa, umatlah yang perlu dibaptiskan dan bertobat. Oleh karena itu, baptisan Yesus menjadi peristiwa yang menyatukan diri-Nya dengan setiap orang yang mengaku dosa dan merindukan pertobatan.
Baptisan Yesus menyatukan-Nya dengan komunitas umat manusia yang rindu untuk berelasi dengan Allah. Dengan demikian, peristiwa baptisan Yesus dimaknai sebagai bentuk laku hidup Yesus yang disesuikan, diselaraskan dengan kehendak Allah. Yesus mendeklarasikan laku hidup yang patut, layak, sesuai sebagai ‘hamba pilihan’ yang hendak menggenapi rencana keselamatan Allah.
Di dalam pemaknaan akan peristiwa baptisan inilah kita kembali merenungkan panggilan Yesus pada gereja untuk juga ikut serta dalam karya keselamatan bagi dunia. Karena itu, seluruh laku hidup gereja adalah laku hidup yang disesuaikan, deselaraskan, dengan kehendak Allah. Gereja hidup bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk menggenapi kehendak Allah di dalam dunia.
Ini bukanlah hal yang mudah, karena dalam kenyataannya, gereja berhadapan dengan berbagai tantangan dan hambatan yang mendera sepanjang waktu. Apakah gereja senantiasa hidup patut di hadapan Allah? Dalam perjalanan sejarah gereja dapat menjadi komunitas maupun institusi yang menjalanan kehendaknya sendiri, alih-alih kehendak Allah.
Ada gereja yang memperjuangkan hal-hal yang dianggap benar, tanpa refleksi yang mendalam terhadap kebenaran Allah yang sesungguhnya berkutat dalam konflik ajaran atau sistem yang berujung pada perpecahan gereja; berkolusi dan manipulasi untuk menjadi gereja yang eksis di tengah situasi masyarakat yang korup.
Ada hal-hal yang gereja lakukan sebagai hal yang dianggap perlu, tetapi ternyata jauh dari keselamatan yang Allah hendak nyatakan. Minggu ini, gereja digugah kembali mengenai makna hidup selaras dengan kehendak Allah dalam perjalanan menata diri di tahun yang baru. (Dian Penuntun Edisi 29).
Tinggalkan Balasan