Renungan Minggu, 29 Agustus 2021
Dalam dunia perekonomian, dikenal kata pasar sebagai tempat penjual dan pembeli bertemu. Ketika orang menjual kopi misalnya, ada orang yang membeli kopi. Lalu muncul kreativitas, orang menjual kopi sekaligus menyediakan tempat duduk sehingga ada orang yang membeli, minum di tempat sembari duduk di sana.
Bila bangku yang disediakan lebih dari satu, maka orang pun dapat mengundang orang lain untuk minum dan bercakap-cakap. Bila ditambah fasilitas WiFi dan ruang-ruang pertemuan, serta menjual makanan selain minuman, lebih-lebih ada toilet, maka tempat ini akan menjadi rekomendasi orang dalam mencari tempat bertemu, apalagi bila murah dan nyaman.
Ide-ide yang muncul dari seorang penjual tentulah ketika ia mengamati pangsa pasar dan ia mau untuk berwacana dan kemudian bereksperimen, mewujudkan hasil pengamatannya menjadi sebuah proyek yang nyata. Ada pergeseran makna hidup, mereka bukan sekadar mencari untung dari hasil dagangannya namun juga kepuasan dalan berkarya, usaha menciptakan relasi dengan berjejaring dan membuka ruang-ruang komunikasi yang sangat relevan dalam kehidupan masa kini.
Kehidupan dunia di sekitar kita berubah dengan cepat, bagaimana dengan kehidupan iman kristiani kita? Apakah yang membuat kita bersedia mengamati pertumbuhan iman kristiani kita dan mengembangkannya? Sejauh mana iman dan praksis iman berjalan beriringan sehingga firman Tuhan terwujud dalam kehidupan kita?
Apakah kita mendekat kepada Tuhan yang jauh dengan mengelola iman atau menjauh dari Tuhan yang dekat dengan mencari aman dan dengan tidak terlibat dalam persekutuan bersama Tuhan? Minggu ini kita diajak untuk melihat kehidupan kita, bagaimana kita mewujudkan iman kepada Tuhan dalam hidup sesehari. (Dian Penuntun Edisi 32).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- PKJ 3 (2x)
- Mazmur 15 (C)
- KJ 454:1-2
- KJ 362:1,3
- PKJ 265:1-2
- NKB 207:1-2
Tinggalkan Balasan