Renungan Minggu, 30 Agustus 2015
Beriman kepada Kristus tidak boleh hanya menjadi sebuah jargon atau sekedar sebuah pernyataan keagamaan yang verbal-formal. Beriman kepada Kristus artinya mengamini apa saja yang diajarkan oleh Kristus dalam kehidupan-Nya secara utuh. Hal itu berarti bahwa semua yang diajarkan Kristus melalui pribadi-Nya, sifat dan karakter-Nya, karya-Nya dan pengajaran-pengajaran-Nya, secara verbal kita terima, dan menjalaninya; menjadi praktis dalam kehidupan konkret sehari-hari kita semua.
Bukan hanya itu, malahan kisah-kisah Injil menyatakan bahwa Kristus menjalani kehidupan-Nya sebagai Utusan Bapa Sorgawi dengan sangat bergairah, dengan passion, dengan hati, dan dengan sukacita. Jika demikian, kita pun mestinya mempunyai gairah, passion, dan sukacita yang sama, ketika kita menghayati hidup beriman kepada-Nya, dalam semua situasi dan kondisi kita.
Tuhan sudah menciptakan kita dengan firman-Nya sehingga kita ada dan terus menjadi. Ketika kita mengaminkan firman Tuhan, maka kita menghadirkan Tuhan, kendati pun segala dengan kelemahan dan ketidak sempurnaan kita tidak boleh menjadi halangan bagi kita untuk tetap bergairah, bersukacita, dan tidak pernah patah semangat untuk mengupayakannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia lama, kata ‘bergairah’ bermakna ‘sangat ingin akan’, ‘berhasrat’, dan ‘bersemangat’. Selamat menjalaninya. (Dian Penuntun Edisi 20).
Tinggalkan Balasan