Renungan Minggu, 1 September 2024
Semua komunitas atau organisasi, baik formal maupun non-formal, membutuhkan pemimpin. Pemimpin adalah seorang atau beberapa orang yang mempunyai kemampuan memengaruhi, mengelola, dan memberdayakan setiap individu dan komunitas atau organisasinya agar secara sadar melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan atau harapan sesuai visi dan misi.
Pemimpin yang mengandalkan akal pikir saja biasanya menggunakan pendekatan formal, bahkan kalkulatif, dan menggerakkannya dengan peraturan atau imbalan, sehingga tidak memberdayakan, bahkan manipulatif. Sebaliknya, pemimpin yang mengandalkan hati akan selalu melihat orang-orang di sekitarnya sebagai makhluk yang berdimensi luas, bukan hanya akal pikir saja, melainkan juga mental dan spiritual, sehingga akan mengedepankan relasi yang harmonis.
Hati dapat menggambarkan kualitas kepribadian atau karakter seseorang. Selain integritasnya, hati dengan karakter positif merupakan sumber kekuatan bagi seseorang untuk menjadi pemimpin yang memperlihatkan kerelaan dan tanpa paksaan.
Dua model pemimpin ini dapat dilihat pada bacaan Injil Markus, yaitu para pemimpin agama Yahudi dan Yesus. Dan dari empat bacaan Minggu ini, kita dapat melihat dan memahami model pemimpin yang mengedepankan hati. Kepemimpinan Yesus mengedepankan hati, tidak sedang membangun citra diri, tetapi memperlihatkan kinerja yang membangun mental dan spiritual umat yang selama ini diabaikan para pemimpin agama.
Yesus tidak berkoar-koar, tetapi mempunyai keberanian mengungkapkan pemikiran-Nya, meski kerap mengundang kontroversi. Perhatian-Nya adalah agar umat memiliki kehidupan yang lebih baik. Ia tidak mencari hati, melainkan memberi hati-Nya.
Yang penting dan perlu bukan bagaimana Ia melihat umat atau orang-orang di dalam komunitas-Nya menjadi lebih baik atau berhasil. Ia fokus pada pemberdayaan dan pengembangan pribadi umat atau orang-orang yang dipimpin-Nya.
Ia memberikan arahan dan tujuan yang jelas kepada umat untuk menghidupi nilai-nilai baik. Jika diterapkan dalam dimensi personal, kepemimpinan yang mengedepankan hati akan sangat memerlukan dan mementingkan karakter disertai strategi untuk mentransformasi. (Dian Penuntun Edisi 38).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- PKJ 6:1-2
- PKJ 47 (2x)
- Mazmur 15
- PKJ 144:1-2
- NKB 197:1,2
- KJ 436:1-3
Tinggalkan Balasan