Renungan Minggu, 15 Desember 2019 – Advent III
Menanti atau menunggu adalah pekerjaan yang paling tidak mengenakan atau menjengkelkan. Apalagi kalau yang dinanti-nanti tidak kunjung tiba, bisa menimbulkan rasa bosan, kecewa dan frustasi. Bagi orang zaman sekarang yang serba instan dan cepat, menunggu dan menanti seringkali menjadi sesuatu yang menyebalkan dan menimbulkan ketidaknyamanan. Padahal tidak semua hal di dalam hidup ini dapat diselesaikan dalam waktu cepat dan dengan proses yang instan. Karenanya diperlukan kesabaran dan kesiapsiagaan dalam proses menanti sesuatu terjadi.
Umat harus sadar bahwa sebenarnya dirinya sedang ada dalam masa penantian atau menunggu. Itulah masa adven (Latin, adventus-kedatangan). Masa Adven mempunyai dua karakter, yaitu sebagai masa persiapan Natal untuk mengingat kelahiran Yesus sebagai Juruselamat; dan sekaligus mengarahkan hati dan pikiran untuk menyongsong kedatangan-Nya kembali sebagai Hakim semua orang. Karenanya masa Adven ditandai suasana penantian, pengharapan, persiapan dan juga pertobatan.
Rasid Rachman dalam buku Hari Raya Liturgi (2005;117) menyatakan secara khusus isi Minggu Adven 3 merupakan ajakan untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan. Kedatangan-Nya tidak sejajar dengan kelahiran-Nya, namun dapat dilihat sebagai kedatangan-Nya kembali. Tema kali ini berbentuk pertanyaan berdasarkan pertanyaan Yohanes Pembaptis: “Haruskah Kami Menantikan Orang Lain?” Tema ini menjadi sebuah pertanyaan konfirmasi untuk menegaskan ulang keyakinan iman bahwa Sang Mesias sesungguhnya sudah datang dan akan datang kembali untuk memulihkan keadaan umat-Nya. (Dian Penuntun Edisi 28).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- KJ 81:3
- KJ 91: 1-3
- KJ 85:1,3,5
- KJ 85:4,6,7
- Bayi Kudus Bersahaja
- PKJ 265:1-2
- KJ 432: 1-2
Tinggalkan Balasan