Renungan Minggu, 6 Oktober 2019
Pada umumnya orang merasa bahwa harta yang paling berharga adalah uang. Dengan uang mereka akan dapat membeli apa pun sehingga tercapai kepuasan yang maksimal. Selain harta, jabatan juga sangat diimpikan dan mereka rela melakukan apa pun demi mendapatkan posisi yang lebih tinggi. Terkadang orang yang mengejar kepuasan adalah orang-orang yang egois, mereka lebih memilih untuk mementingkan diri sendiri dari pada orang lain. Mereka merasa mampu untuk menyelesaikan semuanya dengan uang yang mereka miliki.
Apakah benar uang adalah harta yang paling berharga? Ternyata tatkala kita dihadapi dengan masalah, uang tidak selalu dapat menyelesaikannya. Uang juga tidak dapat memberikan kebahagiaan, ketenangan, damai sejahtera, dan sukacita yang sesungguhnya. Ternyata harta yang paling berharga dalam hidup ini adalah orang-orang yang ada di sekitar kita, mereka adalah keluarga kita. Merekalah yang akan menolong, memberikan kekuatan, penghiburan, perhatian, kebahagiaan, kasih sayang yang tulus; bahkan sekalipun melalui teguran, kritikan, dan nasehat.
Seperti soundtrack sinetron ‘Keluarga Cemara’: Harta yang paling berharga adalah keluarga, Istana yang paling indah adalah keluarga, Puisi yang paling bermakna adalah keluarga, Mutiara tiada tara adalah keluarga. Dalam sinetron tersebut dikisahkan tentang keluarga “Abah” yang sederhana, namun menghidupi nilai-nilai yang luhur. Mereka membangun keluarga dengan kebersamaan yang indah; baik dalam suka maupun duka.
Tema Bulan Keluarga tahun 2019, bukan terobsesi soundtrack sinetron “Keluarga Cemara”, tetapi mau mengajak kita semua menyadari bahwa memang “Harta yang paling Berharta” adalah keluarga.
Keluarga adalah anugerah Tuhan yang terindah dan paling berharga. Orang tua yang kita miliki adalah pemberian Tuhan, kita tidak bisa memilih orang tua kita. Anak-anak yang kita miliki sesungguhnya juga adalah “milik pusaka dari Tuhan” (Mazmur 127:5), Istri yang cakap lebih berharga dari permata yang mahal (Amsal 31:10), ia adalah teman pewaris dari kasih karunia (1 Petrus 3:7).
Menyadari bahwa keluarga adalah harta yang paling berharga, marilah kita menghidupinya dengan cinta kasih, kebersamaan, yang saling menghormati dan saling menghargai serta memperhatikan pertumbuhan rohani yang sehat. Kiranya Tuhan menolong kita. (Pdt. Harianto Suryadi).
Tinggalkan Balasan