Renungan Minggu, 12 November 2017
Pada minggu ini, berita Injil dan bacaan yang komplementer membicarakan hari Tuhan. Hari Tuhan adalah hari ketika Tuhan datang melawat umat-Nya. Dalam Perjanjian Baru, sesudah kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, hari Tuhan itu dimaknai sebagai hari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, yang disebut parousia. Berita mengenai hari Tuhan itu sangat aktual pada masa awal pertumbuhan gereja mula-mula. Namun kemudian, berita mengenai hari itu kurang disambut dengan antusias lagi.
Pada zaman nabi Amos, hari tuhan itu dimaknai beragam. Dalam kitab Amos, hari Tuhan itu menjadi “isu” yang aktual. Hari Tuhan itu dinanti-nantikan. Namun, hari Tuhan itu dimaknai berbeda oleh nabi Amos dan umat Israel. Bagi umat Israel, hari Tuhan dinanti-nantikan sebagai hari kemenangan atas musuh-musuh Israel. Bangsa-bangsa di sekitar mereka, yang berkali-kali menindas mereka, akan dikalahkan. Pada saat itu kondisi Israel akan dipulihkan. Mereka menjadi bangsa merdeka dan berjaya. Namun, amos memberitakan hari Tuhan yang berbeda. Hari itu adalah hari kesengsaraan, karena Tuhan akan datang dengan hukuman.
Pada masa kini, hari Tuhan atau hari kedatangan Kristus untuk kedua kalinya kurang diperhatikan. Paling tidak, tidak lagi menimbulkan antusiasme umat Tuhan untuk menyambutnya. Hari Tuhan “tidak dinanti-nantikan”. Namun demikian, hari itu pasti akan datang waktunya yang tepat tentu tidak diketahui. Tetapi, hari itu pasti akan datang, suatu saat. Bagaimanapun umat Tuhan saat ini memaknainya, umat Tuhan perlu diingatkan untuk mempersiapkan diri menyambutnya. (Dian Penuntun Edisi 24).
Tinggalkan Balasan