Renungan Minggu, 28 Februari 2021
Saat ini kita berada di Era Milenial yaitu periode keemasan generasi milenial atau generasi Y. Kata kunci dari era milenial ini adalah cepat, mudah dan praktis. Dengan kemajuan teknologi/digital dan internet, maka budaya instan atau langsung lebih diutamakan dibandingkan proses. Hal ini dapat kita lihat misalnya, dalam mengakses dan membagikan informasi atau berita. Dalam membangun usaha atau bisnis melalui penjualan online.
Dalam transaksi tidak lagi menggunakan uang tetapi melalui rekening online. Ada jasa pesan antar dalam memenuhi kebutuhan kita, dan masih banyak lagi. Dengan kemudahan, kecepatan dan kepraktisan di era milenial ini, budaya instan atau langsung menjadi lebih diutamakan dibandingkan proses, karena proses terkesan lebih lama, lambat, susah dan bertele-tele.
Dalam mengikuti Yesus, kita pun ingin serba cepat, mudah dan praktis. Saya ingat dalam percakapan kelompok PA, ada sebuah pertanyaan “Mengapa orang memilih menjadi orang kristen?” Jawaban yang diberikan antara lain; karena menjadi kristen itu mudah. Hanya percaya sudah menjadi anak Allah dan berhak menjadi ahli waris kerajaan-Nya.
Menjadi Kristen enak, karena Yesus sendiri berkata mintalah maka akan diberikan kepadamu, carilah maka kamu akan mendapat. Ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena itu, apapun yang kita inginkan kita sampaikan kepada Tuhan dan Dia pasti akan memberi.
Bacaan leksionari pada minggu ini, mengajak umat untuk melihat bahwa mengikut Yesus, tidak sekedar percaya tetapi juga mau berjalan bersama dengan Yesus dalam kehinaan dan penderitaan-Nya atau dengan kata lain, mengikut Yesus tidak hanya sekedar percaya tapi ada harga yang harus dibayar. (Dian Penuntun Edisi 31).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- PKJ 242:1-2
- PKJ 48
- Kami Bangkit dari Abu
- Mazmur 22:22-32
- NKB 133:1-2
- KJ 376:1-3
Tinggalkan Balasan