Minggu ini kita memasuki minggu pra paskah enam. Ada dua dimensi yang terkandung di dalamnya yaitu dimensi Minggu Palmarum dan Minggu Sengsara. Minggu Palmarum mengisahkan tentang Yesus dan murid-murid-Nya yang masuk ke kota Yerusalem setelah perjalanan dari Yerikho. Yesus masuk ke dalam kota dengan mengendarai keledai yang diiringi kemeriahan sorak sorai dan hamparan jubah di jalanan sebagai sikap hormat. Semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat. Kata mereka; “Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi” (Lukas 19:36-38).
Tindakan penyambutan umat Israel pada waktu Yesus masuk Yerusalem rupanya terkait erat dengan pengharapan penduduk Yerusalem terhadap Yesus. Ada pemahaman Mesias Politis yang mendasari sorak sorai tersebut. Mereka punya harapan besar karena mereka menyaksikan bagaimana kuasa Yesus membuat berbagai macam mukjizat dengan kekuatan ilahi. Dan, pengharapan politis tersebut ternyata membutakan iman mereka untuk melihat makna dan tujuan yang seungguhnya dari perbutan-perbuatan mukjizat yang dilakukan Yesus, yaitu untuk menyatakan kedudukan dan kuasa-Nya sebagai Anak Allah yang ditentukan Allah menjadi penyelamat.
Penduduk Yerusalem belum memahami sepenuhnya makna ke-Mesiasan Yesus yang bertujuan untuk membebaskan mereka dari penjajahan dan kuasa dosa. Karena itu, penduduk Yerusalem menjadi sangat kecewa, saat Yesus tidak memberi perlawanan saat ditangkap. Saat dianiaya Yesus tidak memperlihatkan kuasa-Nya yang menakjubkan di hadapan Pontius Pilatus. Sikap yang menyanjung-nyanjung Yesus segera berubah menjadi kemarahan dan kebencian. Dan teriakan diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan berubah menjadi teriakan ”salibkanlah Dia.”
Bagian berikutnya, minggu Sengsara, mengambil bacaan dan Injil Lukas 22:14-20, 39-45, 23:35-43 yang mengisahkan tentang kehidupan Yesus menjelang dan sampai penderitaan dan kematian-Nya. Sengaja kisah kehidupan Yesus menjelang dan sampai penderitaan dan kematian Yesus dibacakan dalam minggu pra paskah enam bukan dalam rangka mengupas jumat agung tetapi merupakan liturgi yang mempersiapkan umat untuk menghayati makna perayaan Triduun (trihari suci), yaitu Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Sunyi dan Paskah.
Sebagai bagian umat Israel, Yesus memahami kota Yerusalem sebagai kota Allah sebab disanalah Bait Allah berada. Tindakan Yesus masuk ke kota Yerusalem merupakan pernyataan Yesus untuk mendedikasikan hidup-Nya kepada kebenaran. Lebih dari itu maksud Yesus masuk ke kota Yerusalem dilakukan dengan rangka melaksanakan kehendak dan rencana Allah untuk menyatakan karya keselamatan Allah. Umat Israel berziarah ke kota Yeerusalem dalam rangka mengucap syukur atas keselamatan yang dikaruniakan Allah. Sebaliknya Yesus masuk ke kota Yerusalem dilakukan dalam rangka mewujudkan karya keselamatan Allah, yaitu pendamaian melalui penderitaan dan kematian-Nya.
Dengan demikian kita dapat melihat dua dimensi pada minggu pra paskah enam. Dan pada minggu pra paskah enam kali ini, kita memilih dimensi Minggu Sengsara. (Dian Penuntun Edisi 33).
Bacaan Alkitab:
- Mazmur 118:1-2, 19-29 (Bacaan Minggu Palmarum)
- Lukas 19:28-40 (Bacaan Minggu Palmarum)
- Yesaya 50:4-9 (Bacaan Minggu Sengsara)
- Mazmur 31:9-16 (Bacaan Minggu Sengsara)
- Filipi 2:5-11 (Bacaan Minggu Sengsara)
- Lukas 22:14-20, 39-45; 23:35-43 (Bacaan Minggu Sengsara)
Nyanyian Jemaat:
- NKB 74:1-3
- KJ 29:1-2
- Tak Dapat Kami Pahami CaraMu
- Mazmur 31:8-17
- PKJ 150:1+4
- NKB 154:1-2
Tinggalkan Balasan