Renungan Minggu, 17 April 2011
Peristiwa Tuhan Yesus memasuki Yerusalem dengan mengendarai seekor keledai merupakan penggenapan nubuat Zakharia 9:9. Hal ini merupakan pembuktian, bahwa Yesus adalah Raja yang dijanjikan itu. Penegasan ini penting, mengingat bahwa pada saat itu bangsa Israel (orang banyak) memiliki pemahaman yang berbeda tentang peran Raja yang dijanjikan tersebut. Bahwa Tuhan Yesus datang sebagai hamba yang akan menyerahkan diri-Nya, tidak menghilangkan kebenaran bahwa Dialah Raja yang dijanjikan itu.
Orang banyak yang menyambut kedatangan Tuhan Yesus dengan dahan-dahan pohon (sebenarnya tidak terbatas hanya dengan palem), merupakan sebuah ungkapan sukacita atas kemenangan dan keberhasilan. Dan, Hosanna (“selamatkan/tolong kami sekarang”) merupakan ungkapan yang umum digunakan saat orang datang menghadap raja untuk memohon pertolongan segera.
Lalu orang banyak menyahut: “Inilah nabi Yesus….” Penggunaan jabatan ‘nabi’ bukannya ‘raja’, pada bagian ini, sepertinya dihubungkan dengan nubuat dalam Ulangan 18:18, “… seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini: Aku akan menaruh firman-ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.”. Dengan ini, sebenarnya cukup jelas bahwa orang banyak yang menyambut Yesus, memang mengaitkan diri-Nya dengan Sang Raja/Nabi yang dinubuatkan itu.
Perbedaan pemahaman orang banyak tentang peran Tuhan Yesus sebagai Raja yang dijanjikan – dengan peran kehambaan yang Ia jalani – inilah yang menjelaskan mengapa kemudian – hanya dalam hitungan hari – mereka berbalik dan menuntut agar Ia disalibkan.
Tinggalkan Balasan