Renungan Minggu, 8 September 2024
Kata “toleran” berasal dari kata Latin, “tolerare” yang berarti menahan diri dan sabar. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata “toleran” mempunyai makna “sifat atau sikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri”. Kata “toleran” bisa memberikan pembelajaran yang indah dari perbedaan yang ada dalam kehidupan manusia. Ia memberi rasa aman, nyaman, damai, dan tenteram dalam kehidupan bersama.
Allah menciptakan perbedaan dan Allah mencintai perbedaan itu, bahkan menginginkan perbedaan itu menyatu menghadirkan dan mewujudkan yang baik lebih daripada sekedar persamaan dan perbedaan itu sendiri; menyatu tanpa menghilangkan identitas dan jati dirinya masing-masing hidup dalam harmoni. Yesus adalah penyataan Allah yang mencintai perbedaan yang menyatu itu. Ia bergaul dengan siapa saja; tidak hanya dengan orang benar, tetapi dengan orang berdosa juga.
Ia bergaul dengan orang-orang dari kelompok yang berseberangan paham dengan-Nya, bahkan dengan orang-orang dari bangsa lain yang dikafirkan oleh orang-orang Yahudi. Dalam pergaulan-Nya. Ia menghadirkan dan mewujudkan hidup harmoni yang dipenuhi dengan damai sejahtera Allah.
Gereja atau orang Kristen adalah penyataan dan kepanjangan tangan Allah di dalam Yesus yang hadir di dalam dan di tengah masyarakat yang beragam. Artinya, gereja mempunyai tanggung jawab melanjutkan misi Allah di dalam dan di tengah keragaman itu. Di tengah keragaman Indonesia, geraja atau orang Kristen perlu memiliki sikap iman inklusif yang bertoleransi dengan tetap menjalankan tugas panggilannya sesuai misi Allah.
Hidup harmonis dalam perbedaan bukanlah hal mustahil, karena hidup bersama itu bukan untuk menebar kebencian, melainkan mewujudkan kasih. Hidup bukan untuk merendahkan sesama, melainkan mengangkat dan mengutamakan sesama. Hidup bukan bagaimana menghadirkan lawan, melainkan bagaimana menjadi kawan yang bekerja sama membangun kehidupan yang lebih baik. Kasih, baik kepada Allah maupun sesama, menolong dan membantu gereja atau orang Kristen untuk hidup dengan sikap iman inklusif dan toleransi yang benar. (Dian Penuntun Edisi 38).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- KJ 46:1,2,5
- KJ 400:1-3
- Mazmur 146
- KJ 256:1-3
- NKB 208:1-3
- NKB 204:1,2,4
Tinggalkan Balasan