Renungan Minggu, 27 September 2015
Diantara para netters (istilah untuk mereka yang gemar berselancar di dunia maya atau Internet), nama permainan CoC atau Clash of Clans tentu tidak asing lagi. Permainan CoC pada dasarnya dapat dikategorikan seagai game online, yang dapat menghubungkan para pemain CoC (dari berbagai tempat bahkan negara) pada waktu yang bersamaan. Dalam permainan tersebut, kita dapat membangun rumah disertai alat petahanan yang diperlukan, seperti archer tower, cannon, martar, wizard tower atau hidden tesla. Kita pun dapat menaruh beberapa bom dan jebakan untuk melumpuhkan lawan. Tembok tersebut dapat ditingkatkan kualitasnya (di-upgrade) untuk memperkuat kemampuannya menghalangi gerak lawan.
Apa hubungan game CoC dengan materi atau topik khotbah hari ini? Ternyata, yang namanya suatu penghalang (yang dalam CoC berbentuk tembok, bom, dan jebakan) ternyata bisa menjadi sesuatu yang membantu, dalam hal ini membantu pertahanan atau memperlambat gerak lawan. Namun, di sisi lain, yang namanya penghalang dapat menjadi sesuatu yang negatif dan yang merintangi kita untuk bertumbuh. Rumput liar, yang tumbuh di halaman rumah kita, bisa menghalangi pertumbuhan tanaman lain yang kita pelihara. Karena itu, rumput liar harus kita siangi atau cabut akarnya.
Dalam kehidupan beriman, kita pun dapat mengenali penghalang bagi dua manfaat seperti di atas. Di satu sisi, kita dapat menggunakan perisai iman untuk “memadamkan panah api dari si jahat” (Efesus 6:16). Bukankah perisai berguna untuk menghalangi? Namun, di sisi lain, ada penghalang yang berdampak buruk bagi kita, dan karenanya perlu terus menerus kita sadari dan kritisi, yakni dosa. Apa yang disampaikan oleh Kitab Yesaya 59:2 menjadi bagian firman yang layak untuk direnungkan:
“tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segalah kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu”.
Dikatakan “pemisah”, itu berarti sesuatu yang memisahkan, menghalangi. Dan, dinyatakan dengan tegas bahwa kejahatan atau dosalah yang menyebabkan kita terpisah dari Allah. Bagian Alkitab lainnya juga menegaskan bahwa hubungan kita dengan Allah dapat memiliki penghalang. Surat 1 Petrus 3:7 mengingatkan bahwa dalam relasi antara suami-istri, sikap yang penuh kasih dan hormat menjadi penting agar doa (suami) tidak terhalang. Penghalang lainnya yang perlu dicermati adalah keengganan untuk mengampuni orang. Yesus berkata, “Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu” (Matius 6:15; bandingkan dengan Matius 18:35). Sehubungan dengan hal-hal di atas, maka menjadi penting bagi kita untuk mengingatkan umat agar tidak memandang remeh dosa. Sebab, ia bisa menjadi penghalang bagi karunia Allah bagi kita. (Dian Penuntun Edisi 20).
Bergman Silitonga mengatakan
Salam dari kami jemaat GKI Sumut Setia Budi. Medan. Tuhan memberkati…