Renungan Minggu, 8 Juni 2014 – Pentakosta
Saat kita mendengar istilah karunia Roh, maka pikiran kita langsung mengacu pada sebuah perbuatan besar. Kesembuhan adalah karunia Roh yang bahkan dianggap sebagai karunia Roh yang utama, demikian juga karunia berbahasa roh.
Saat Yesus menghembuskan Roh Kudus kepada murid-muridNya, maka peristiwa luar biasa terjadi. Namun apakah memang karunia Roh hanya identik dengan sesuatu yang luar biasa? Jika memang demikian bagaimana dengan mereka yang tidak dapat melakukan sesuatu yang luar biasa, apakah Roh Kudus tidak tinggal dalam hidup mereka?
Peristiwa Pentakosta adalah sebuah peristiwa di mana manusia diberikan kepercayaan untuk melanjutkan misi Yesus di dunia ini namun manusia tidak sendirian, Yesus memberikan Roh Kudus yang akan memampukan manusia melakukan apa yang menjadi tugas mereka. Tugas manusia adalah bagaimana keberadaan Yesus bisa dirasakan oleh sesama melalui mereka sekalipun Yesus tidak ada lagi bersama-sama mereka. Yesus tidak mengutus manusia sendiri-sendiri namun Yesus mengutus manusia bersama-sama untuk menjadi saksi.
Apakah kita sudah menyadari aspek kebersamaan atau komunal saat kita menjalankan tugas panggilan kita? Bukan hanya kita pribadi yang diberikan tugas oleh Tuhan namun kita sebagai sebuah komunitas yang diberikan kepercayaan olehNya. Karena itu kita diajak untuk saling menghargai satu dengan yang lain. Tuhan memanggil setiap anak-anakNya untuk melayani dan panggilan ini disertai dengan perlengkapan yang dibutuhkan, ketika Roh Kudus mengaruniakan karunia-karunia rohani yang dibutuhkan untuk membangun Tubuh Kristus.
Tinggalkan Balasan