Renungan Minggu, 15 Oktober 2023
Orang yang mengadakan sebuah pesta adalah orang yang ingin membagikan kebahagiaannya kepada orang lain. Oleh karena itu, kehadiran para tamu undangan penting bagi si empunya pesta. Kehadiran mereka menjadi tanda bahwa sukacita dan kasih bertemu di antara dua pihak.
Kebahagiaan dan kegembiraan dirayakan bersama dalam sebuah relasi yang dekat dan akrab. Bagi para tamu, undangan yang diberikan kepada mereka adalah tanda bahwa mereka berharga dan bernilai di dalam diri si empunya pesta. Melalui undangan tersebut, maka para tamu menyadari bahwa ia juga diajak dalam sukacita si empunya pesta.
Karena itu, ia mempersiapkan diri untuk datang ke acara pesta sebagai wujud kasih, hormat, dan syukur mereka atas undangan yang diterima. Tetapi bagaimana jika para undangan justru menolak dan mengacuhkan undangan si empunya pesta? Apakah yang dapat kita pikirkan terkait para tamu yang diundang tersebut?
Di dalam pembacaan leksionari minggu ini, Yesus memakai situasi pesta pernikahan untuk menjelaskan tentang Kerajaan Sorga. Allah yang digambarkan sebagai raja yang mengadakan pesta pernikahan sang anak, kemudian mengundang setiap orang untuk datang masuk ke dalam kegembiraan dan sukacita yang Ia ingin bagikan.
Tetapi ternyata tidak semua orang yang diundang mau datang ke pesta tersebut untuk bersukacita bersama Allah. Dalam hal inilah, kita akan belajar melalui leksionari hari ini bagaimana seharusnya kita merespon undangan Allah di dalam Kristus di hidup kita. (Dian Penuntun Edisi 36).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- KJ 21A:1-2
- NKB 199:1,3
- KJ 447:1,3
- Mazmur 23:1-2
- PKJ 216:1,2
- Kumulai dari Keluargaku
Tinggalkan Balasan