Renungan Minggu, 14 Maret 2021
Abraham Maslow menyatakan bahwa manusia memiliki 5 kebutuhan, yaitu fisiologis (physiological needs), rasa aman (security needs), kasih sayang (social needs), penghargaan (esteem needs), dan aktualisasi-diri (self actualization needs), sifat dari kebutuhan tersebut saling terkait dan bersifat hirarkis ke atas. Kita tidak mungkin mampu mencapai tahap aktualisasi diri, apabila kebutuhan kita masih di tingkat fisiologis, dan selanjutnya.
Latar belakang peristiwa di Kitab Bilangan 21:4-9 menggambarkan umat Israel yang masih berada di padang-gurun. Mereka bersungut-sungut kepada Musa karena tidak tersedia roti dan air. Hal ini menunjukan bahwa saat menghadapi kesulitan atau krisis tersingkaplah jati diri manusia yang sebenarnya. Semua watak asli seseorang terbuka dengan jelas, apakah integritasnya ataukah disintegritasnya. Kemampuannya untuk menahan diri ataukan sikap serakahnya.
Apabila kita cermati, sikap umat Israel yang bersungut-sungut karena mengeluh tidak tersedia air dan manna tampaknya tidak tepat. Sebab dari sudut struktur narasi Kitab Bilangan umat Israel telah memperoleh air yang melimpah di Bilangan 20:10-11. Sebelumnya di Bilangan 11:7 Tuhan menyediakan manna sebagai makanan, dan di Bilangan 11:31-32 Tuhan menyediakan burung puyuh sebagai daging.
Allah menyediakan semua kebutuhan umat Israel dengan lengkap, tetapi mereka tetap bersungut-sungut. Jadi dosa mereka di dalam sikap bersungut-sungut adalah di dasari oleh motif keserakahan dan kenikmatan nafsu. Akibatnya Allah menghukum umat Israel degan pagutan ular-ular tedung yang berbisa.
Sangat menarik pengampunan Allah dinyatakan dengan cara memerintahkan kepada Musa untuk membuat Ular Tembaga yang diletakkan pada sebuah tiang bagi mereka yang telah dipangut ular dan membutuhkan peyembuhan, maka diperintahkan untuk melihat kearah Ular Tembaga supaya sembuh.
Di Yohanes 3:14-15 Tuhan Yesus memakai peristiwa penyembuhan melalui Ular Tembaga di Bilangan 21 4-9 untuk menunjuk kepada peristiwa penebusan dari dosa melalui kematian-Nya di kayu salib. Pertanyaan yang mendasar agar manusia disembuhkan dari kuasa dosa dengan bercermin pada Bilangan 21:4-9 dan kesaksian Yohanes 3:14-21 adalah:
1. Umat terlebih dahulu hidup dalam berbagai dosa dan keinginan daging. Karena itu mereka datang kepada Kristus setelah menuai semua yang pernah ditabur yaitu hukuman dan kebinasaan.
2. Manusia insaf karena menyadari keberadaan dan keberdosaannya setelah memandang pengorbanan Kristus di atas Kayu salib.
Setiap orang yang membiarkan diri dibelenggu oleh hawa-nafsu dan keserakahan dalam berbagai bentuk harus waspada. Sebab pintu pertobatan dan kesempatan untuk membarui diri seringkali terlambat. (Dian Penuntun Edisi 31).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- NKB 6:1-3
- PKJ 48
- KJ 159:1,5,6
- Mazmur 107:1-3, 17-22
- Dengan Apa Kan Ku Balas
- Kami Bangkit dari Abu
Tinggalkan Balasan